Jumat, 07 Desember 2012

SAHABAT SEJATI




Senja yang dulu indah kini menjadi temaram dan bulan yang dulu purnama kini perlahan berubah menjadi sabit. Seperti keadaan hati seorang gadis remaja yang meratapi kekosongan dan kehampaan hatinya karena ditinggal oleh sahabat yang selama ini setia menemaninya baik syka maupun duka. Dulu, waktu usiaku beranjak 17 tahun, aku mempunyai beberapa sahabat salah satunya Icha. Icha tinggal di Ciracas, JakartaTimur. Dia anak pertama dari 2 bersaudara, dia adalah seorang remaja yang lugu dan sangat ceria. Kami bersahabat suddah cukup lama, aku kenal Icha waktu kami sama-sama mendaftar di salah satu SMP favorit di Jakarta. Setelah awal oerkenalan itu,pertemanan kami berlanjut karena kami diterima di SMP itu. Kami selalu bersama-sama bagai amplop dan perangko yang tak dapat terpisahkan, itulah kami. Kami juga selalu satu kelas.

Setelah lulus SMP aku dan Icha memutuskan untuk satu sekolah, hari pertama aku dan Icha menjalani ospek, rasanya takut dan tegang banget, tapi aku melihat seorang cowok yang sangat perfeck di kantin sekolah, dia sangat manis apalagi pada saat aku melihatnya sedang tersenyum pada beberapa orang yang menyapanya, manis sekali senyumnya, disaat aku sedang asyik memperhatikan cowok itu tanpa ku sadari didepanku ada salah seorang kakak senior yang sangat galak, upzzz…. Aku menabrak dia, dia marah-marah padaku meski aku telah minta maaf padanya, lupakan saja dia kita kembali pada cowok yang aku lihat tadi, tapi aku mencari-cari kesekeliling kantin tapi cowok itu udah gak ada. Icha hanya tertawa melihat tingkah lakuku. Huh… ini semua gara-gara keteledoranku, tapi gak apa-apa suatu hari nanti pasti aku dapat bertemu dengannya kembaali karena aku yakin dia siswa di SMA ini. Aku dan Icha melanjutkan perjalanan kami ke kelas. Ospek pertama telah dimulai, ada beberapa kakak senior masuk kekelas tanpa ku sadari cowok yang ku lihat di kantin sekolah tadi pagi ada didepan mataku. Aku senang sekali karena aku kembali beetemu dengannya walau dia tak ku kenal sama sekali.
Aku mencari tau siapa sebenarnya cowok itu, dari beberapa orang yang aku tanya mereka mengatakan dia adalah ketua osis, namanya radit, Cuma itu informasi aku dapatkan tentang dia, tapi udah cukup kok. Singkat cerita aku dan kak Radit mnjedi tambah akrab tapi cuma sebatas teman. Yang tak pernah aku duga ternyata kak Radit naksir sama Icha, aku sedih banget karena dia adalah cinta pertamaku, tapi apa daya aku tak bisa berbuat apa-apa, dan aku juga sempat kecewa pada Icha karena dia menerima kak Radit menjadi kekasihnya, Icha kan tau kalau aku suka sama kak Radit tapi kenapa dia tega padaku. Mungkin inilah nasibku, setelah kejadian itu persahabatan aku dan Icha menjadi renggang, aku jarang menyapanya dan sepertinya juga dia sekarang jarang ada waktu buat kita berdua sanma-sama lagi seperti dulu. Lagi pula aku tak sekelas dengannya.

Waktu terus berputar, tanpa terasa tahunpun berganti. Akhir-akhir ini aku melihat Icha tampak murung dan gak seperti biasanya yang sangat ceria. Walau aku belum bisa memaafkan Icha tapi walau bagaimanapun dia adalah sahabatku dan aku harus tau apa yang sedang terjadi. Satauku dari berita yang beredar kalau Icha mengidap penyakit tumor yang bersarang diperutnya sejak beberapa tahun ini, sejak dokter memfonis penyakit itu Icha berubah menjadi nak yang pemurung danpendiam. Aku sangat merasakan perubahan itu, tapi setiap kali aku tanya dia tak pernah mau cerita dan jujur padaku. Menurutku dia berubah menjadi seperti itu karena mungkin dia merasa hidupnya tak akan lama lagi. Seiring berjalannya waktu perut Icha makin membesar, aku belum percaya dengan apa yang temen-temen bilang padaku. Aku desak Icha untuk menceritakan apa yang terjadi padanya, akhirnya Icha mau bercerita. Aku sempat terkejut mendangarnya sekaligus sedih bercampur dengan rasa kekecewaan, mengapa baru seekarang dia cerita semua itu padaku. Tapi mungkin karena aku tak sedekat dulu sama dia. Aku juga denger-denger dari yang laen Icha putus, Icha diputuskan kak Radit karena keadaan Icha dg perut yang makin membesar. Aku sedih sekali, tapi dia pernah menghianati persahabatan yang telah lama kami bangun.

Icha masih tetap sekolah, tapi lama kelamaan dia merasa kecil hati dan malu. Dengan kondisi tubuh yang semakin menurun, sampai akhirnya Icha dirawat di Rumah sakit Haji Pondok Gede. Aku dan teman-taman menjenguknya untuk memberikan semangat dan dukungan padanya agar Icha gak semakin drop dan putus asa. Hanya sampai disitu saja kabar yang aku dengar tentang Icha, disatu sisi aku masih kecewa padanya tapi disisi lain aku juga mempersiapkan UN.
****

Pagi hari yang sangat gelap karena hujan turun begitu derasnya, aku sedang duduk melamun memikirkan bagaimana keadaan Icha sekarang, tiba-tiba aku dikejutkan dengan ringtone handphoneku yang berbunyi dank u lihat dilayar hpku ternyata mamanya Icha memanggil, fikirku tumben tapi ada apa ya, kok pagi-pagi gini tante telfon aku. “halo assalamu’alaikum, bisa bicara dengan Cika?”, nada suara mama Icha tampak berat, sepertinya dia sedang menangis. “ii…aaa tante, ada apa kokpagi-pagi begini telfon Cika? Trus bagaimana kabar Icha tante?” tanyaku agak ragu, “Icha telah berpulang Ka” belum sempat aku mengucapkan turut berduka cita pada tante, tut…tut…tut…tut telfon tiba-tiba terputus. Aku menangis dan menyesali dengan semua yang terjadi, dihatiku tersirat penyesalan yang amat mendalam, aku terlalu jahat dan egois pada Icha dan gak pernah meluangkan waktu untuk menjenguk sahabatku sendiri yang menjalani hari-hari akhirnya sendirian, tanpa aku. “Maafkan sahabatmu ini Ca…..hik..hik..hik…!!!” tangisku
Aku datang ke rumah Icha untuk melihat dia terakhir kalinya dan mengucapkan bela sungkawa pada keluarga Icha. Setibaku disana aku melihat Icha terbaring kaku, dikelilingi orang-orang yang membaca yasin untuknya, tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. “Icha…..” panggilku, “sudahlah Ka, relakanlah kepergian Icha, agar dia tenang di Alam sana” mama Icha ada disampingku, dan memberikan selembar kertas padaku, “ini dari Icha buat kamu, dia menulis pada saat kamu jarang menemuinya, tante tinggal dulu kebawah”. “makasih tante dan Cika minta maaf kalo selama ini Cika gak pernah menjenguk dia, Cika lagi UN tante,” aku menangis. “gak apa-apa kok tante ngerti, kamu ada masalah ya sama Icha?” tanya mama Icha, “eng…enggak kok tante, kami berdua baik-baik saja””ya udah jangan nangis lagi, tante ke bawah bdulu ya” tante pun meninggalkanku sendiri di kamar Icha karena Perlahan-lahan tadi aku pingsan, aku melihat foto-foto yang ada dimeja samping tempat tidur, betapa lembutnya senyum Icha di foto itu. aku buka kertas ituperlahan-lahan, dan aku pun mulai membaca kata demi kata disurat itu.
Sebelumnya gue minta maaf atas kejadian kemaren”, bukan maksud gue untuk merebut kak Radit dari lo, tapi gue juga cinta dia dan gue juga udah putus ma dia, karena dia bukan laki-laki yang baik. O ya, lo tau kan kalo gue gak bisa buat puisi kayak lo, tapi ini puisi gue buat khusus sahabat sejati gue ini, maaf ya kalo buatan gue gak sebagus puisi-puisi lo, heheheh……..

Surat Terakhir
Butir-butiran air mata yang jatuh setetes demi setetes
Menemani dan menjadi saksi saat ku tulis suratku yang terakhir
Jika hanya derita yang harus aku terima
Jika hanya kemitian yang harus ku alami
Aku bersedia menjalani tanpa kesedihan
Namun ketika kau berucap bahwa untukku
Sudah tak ada lagi maaf terasa lemah lunglai tubuh ini
Sahabat yang slalu mengisi hari-hariku
Seberapa besarpun salah yang ku pandang
Seberapa rendah budi yang ku jalani…maafkan aku
Derita karena bersalah berlarut-larut tanpa henti
Dan tampaknya Tuhan sudah berkenan menjemputku
Jangan menangis sahabat….walau tak terkatakan
Sungguh aku merasa kau telah memaafkanku
Slamat tinggal sahabat sejatiku
Ikhlaskanlah kepergiankui
Smoga sepeninggalku dari sisimu
Bahagian akan slalu menemanimu
Miss u sobat
ICHA
****

Keesokan harinya Aku baru sadar ternyata Icha hari ini berulang tahun yang ke 17, aku bermalam di rumah Icha, dan pagi-pagi aku segera kebawah dan akan mengikuti pemakaman Icha. Sebenarrnya aku tak sanggup melihat makam itu, karena akan mengingatkanku akan kenangan” kami berdua dulu, tapi aku coba untuk tegar untuk melangkahkan kaki menuju makamnya. Setelah pemakaman selesai dan semua orang pulang, aku sendiri di makam itu, sepi. Aku menangis disamping nisan Icha, walau tersendat-sendat dan terbata karena aku nangis aku nyanyikan lagu happy birthday buat Icha, dan memandangi nisan yang ada dihadapanku saat ini, makam yang sunyi, aku masih menangis sendiri di makam bisu itu, sebelum pulang aku meninggalkan secarik kertas balasan surat Icha, walau mungkin tak akan pernah dibaca olehnya, tapi itulah kenanganterakhirku buat Icha.

Kenangan indah tentang kita akan slalu ku ingat setiap detiknya
Jika ku tutup mataku, aku masih dapat melihatmu
Kau memperlihatkan senyum termanismu
Tapi itu hanya lamunan sesaatku
Kini kau telah jauh tinggalkanku
Aku belum sempat meminta maaf padamu dan menyayangimu
Dan tak ingin kau pergi jauh
Tinggalkan kenangan kita bersama
Tapi takdir berkatab lain
Terlalu cepat Tuhan memanggilmu
Hanya sebuah puisi ini aku persembahkan untukmu
Kepergianmu, meninggalkan kisah yang sangat pahit bagiku
Aku akan selalu mengenangmu, sahabat terbaikku
Semoga kau tenang disana
Suatu saat kita pasti akan bertemu kembali
(the end)

In my Dream


Cerpen Romantis

Oleh Aprilana Dewi

“mengatakan aku mencintaimu adalah kata-kata yg ingin aku ucapkan setiap hari dalam hidupku
maukah kau menikah denganku? Aku ingin mencintaimu dan hidup bersamamu
aku ingin kau bersandar di bahuku saat kamu tertidur
maukah kau menikah denganku? Dengan segenap hatiku, apakah kamu setuju ?”

Arlini adalah sosok perempuan yang sudah lama diidamkan Reo . Lelaki yang masih saja membujang karna menunggu cinta Arlini untuknya padahal dia sudah berusia 25 tahun . Arlini dan Reo memang dekat , mereka berdua satu kampus , Arlini masih semester 6 sementara Reo masih skripsi dan sebentar lagi dia akan lulus .
Tak ada kriteria yang lain untuk gadis impiannya kecuali Arlini . Reo sangat mencintai Arlini . Dia sangat manis , lembut dan baik sekali . Terkadang Reo tak sanggup menahan perasaannya sendiri yang membuat setiap malam matanya sulit terpejam .

Selain kuliah, Reo juga punya band . Dia sebagai vokalis dan pencipta lagu . Ada 3 personil pada band yang ia namakan “KRY” yang berarti Kyuhyun,Reo dan Yesung. Salah satu lagu yang ia karang untuk Arlini adalah yg berjudul “ In My Dream “. Mengapa ia mengarang lagu tersebut ? Karna seperti judulnya “ In My Dream “, Lagu itu tercipta seketika ada sebuah mimpi merasuki malamnya . Saat itu Arlini datang pada Reo dengan tersenyum manis . Menghampiri Reo yang kini tengah menggengam sebuah cincin pernikahan .

Malam itu Arlini Nampak cantik, sangat cantik bahkan melebihi kecantikan seorang bidadari . Reo terpesona akan itu . Lalu ia persiapkan jauh dalam hati untuk menyampaikan isi hati kepada Arlini dengan memegang kedua tangan Arlini .

“ Arlini, perlu kau tau bahwa sesungguhnya aku sangat mencintaimu.., aku sangat sulit untuk hidup tanpamu . Maka dari itu menikahlah denganku . Kamu mau kan ? “

Seraya dengan indahnya sebuah melodi yang mengiringi kisah ini… Seperti lagu ini teralun begitu saja Arlini mengangguk …

Tak segan Reo memeluk erat Arlini dengan kekuatan cinta yang sudah benar-benar terbalaskan . Dan itu artinya Arlini sudah akan menjadi seseorang yang menemaninya setiap detik,menit,jam dan hari-harinya.

“meskipun kita menjadi tua
kita akan trus tersenyum dan hdup bersama
maukah kau menikahiku? Apakah kamu mau untuk menjalani sisa hdupmu bersamaku
tidak peduli seberapa lelah kita
aku akan selalu disampingmu
Hari-hariku yg akan kita lakukan bersama
aku kan slalu di sampingmu
aku telah menyiapkan cincin ini sejak dulu
aku mohon pasang cincin yg bersinar ini di jariku
ingat janji yg telah kita buat bersama, maukah kau menikahiku ?”

Setelah Reo melepaskan pelukannya, Reo akan menyematkan cincin yang ia genggam untuk Arlini . Arlini nampak bahagia dengan ini . Membuat Arlini sebahagia ini bagaikan puncak yg paling ujung kebahagiaan dalam hidup Reo .

Mendaratkan sebuah kecupan di kening Arlini seakan membangun gejolak semangat hidup Reo . Ini adalah keindahan … adalah sebuah cinta yang manis .

“ Aku mau menikah denganmu Reo “ ucap Arlini pelan.. pelan sekali . Namun mampu terdengar oleh Reo .
Namun, langkah Arlini semakin menjauh secara sangat perlahan tanpa Reo sadari .. Lama kelamaan Arlini semakin menyamar..memudar dan seperti tertutupi awan gelap… Sedangkan Reo tak bisa bergerak untuk mengejar Arlini .

“ Arlini !!!!!!!!!!!!!!! “ Teriak Reo keraaaaaaassssssss bahkan sangat keraas.. Hingga ia tersadar ..

Barusan dia hanya melewati momen indah yang bersifat sementara yaitu mimpi . Yesung dan Kyuhyun yang juga teman kosnya pun terkejut melihat aksi Reo . Ia berteriak memanggil nama Arlini sangat keras sekali .

Setelah Yesung dan Kyuhyun mendekat, mereka mendapati Reo sedang menitihkan air mata dengan memegang erat kepalanya . Wajahnya memerah dan mengekspresikan kekecewaan yang sangat mendalam .
Jika Reo tau ini hanya mimpi, mungkin dia tak akan bangun lagi …

“Aku berharap tidur seperti ini selamanya
Aku terbangun juga masih dengannya
Aku berharap tidak bermimpi lagi
Hari inipun aku bahkan dapat berdampingan bersamanya
Jika hari ini aku dapat melihatmu lagi, jika dapat seperti itu, jika kau kembali
Jika kau dapat sekali lagi ada di sampingku, jika dapat seperti itu
Aku tidak ingin terbangun
Jika dapat tertidur lagi dan itu akan terulang..…..”

Hari-hari Reo semakin menghitam kalbu seketika mimpi itu datang . Mimpi ini seperti narkoba… Menagihkan… Jika tak mampu mengulang lagi, akan sakit seperti ini . Setiap hari harus memojok di kamar dan merenungkan hal itu lagi dan lagi walaupun sangat terasa mustahil untuk melupakannya .

“diam-diam aku menertawakan diriku sendiri
Aku tidak percaya seberapa dalam aku jatuh untukmu
Kau masuk ke pikiranku dengan rangakaian imajinasi.
Sekarang aku seperti orang bodoh yang jatuh cinta
Semuanya , aku, sekarang, kau
Aku sudah jatuh cinta denganmu
Lihat aku dan aku berjanji
Bahwa aku tidak akan membiarkan engkau pergi
Bahkan jika dunia berakhir, aku akan mencintaimu seperti jam abadi yang tak pernah berakhir”

Bahkan kondisi Reo semakin parah ketika Arlini memperkenalkan tunangannya yang bernama Siwon kepada Reo . Wajar, Reo adalah teman terdekat Arlini . Dengan cara seperti apalagi Reo menahan amarahnya untuk ini ? Ia tidak boleh menunjukan sakitnya cinta ini di hadapan Arlini . Sebagai teman terdekatnya, Reo harus menampakan ekspresi bahagianya ketika seseorang yang sangat ia cintai tengah dimiliki orang lain .

Lambat laun Arlini menghilang dari kehidupan Reo seketika Arlini sudah lulus . Begitupun juga dengan dirinya. Mungkin ini sudah jalannya, Arlini diciptakan bukan untuk dirinya . Namun kenangan di mimpi itu.., takkan mungkin bisa Reo hapus …

“I Still Love You and We will be theLove Truly in My Dream …”

TAMAT


Read more: http://cerpen.gen22.net/2012/06/cerpen-romantis-in-my-dream.html#ixzz1ygEU94vJ

SAHABATKU CINTAKU


Cerpen Sahabatku Cintaku
Oleh: Dellia Riestavaldi

Kamu, orang yang membuatku nyaman, dan bahagia. Selalu menjagaku tanpa lelah. Tetapi rasa ini sungguh menyiksaku, menunggu kepastian tanpa balasan. Dia sahabatku, tapi dia juga nafasku, dia Dicky Aprilio. Sejak pertama aku kenal dia, tatapannya itu masih teringat jelas di memoriku, senyumannya membuatku tenang dan damai  dia selalu menjagaku kapanpun dan dimanapun, setiap aku down dia selalu memegang erat tanganku dan membuatku bangkit lagi.

Mungkin aku terlalu egois terlalu berharap untuk memilikinya, tapi aku tak bisa selalu berpura-pura untuk tidak mencintainya. Tapi disisi lain kalau emang kita jadian aku TAKUT, aku sangat takut kehilangan dia, aku gamau dia hilang dari mata dan hatiku. Tapi di sisi lain juga aku pengen banget milikkin dia, supaya semua orang tau dia milik aku bukan milik orang lain.

Aku selalu menahan rasa sakit ini ketika teman-temanku menanyakan kedekatan ku dengan dicky selama ini, aku sakit ketika aku harus bilang “ bukan, dia hanya temanku.” Dan merekapun menjawab “padahal udah cocok banget, jadian aja.” Aku hanya membalas dengan senyuman. Tapi perlahan masalah itu sudah menjadi hal yang biasa untukku. Karna Dicky mengajarkanku untuk bertindak dan bersikap yang dewasa. Aku ga berani bilang Dicky adalah segalanya buat aku, karna aku takut segalanya aku hilang.

Aku berusaha menjadi wanita yang dewasa yang ingin selalu berfikiran positif, jadi aku kadang berpikir kalau hubungan aku sama Dicky sekarang jauh lebih bahagia  aku takut jika kita pacaran lalu putus dan gak bisa deket lagi, mending betemen kaya sekarang dan dia gak akan ninggalin aku, kecuali dia mempunyai cintanya yang baru.

D-I-C-K-Y seseorang yang paling berharga buat aku sekarang, andaikan aku mampu berkata di depannya bahwa aku sayang dia dan gamau kehilangan dia mungkin aku akan jauh lebih tenang, tapi beberapa kali aku mencoba untuk mengatakannya malah yang ada hanya gemetaran yang ku rasa, mungkin belum saatnya aku berkata seperti itu.

Tawa dan candanya adalah warna di hidupku, aku tak ingin semuanya berlalu begitu cepat. Dicky juga adalah salah satu alesan yang membuatku betah di masa SMA yang dulu yang aku anggap biasa aja. Aku sekarang masih duduk manis di sampingnya menjadi teman biasa, entah akankah posisi itu berubah, akupun tak tahu 
*****


Read more: http://cerpen.gen22.net/2012/06/cerpen-remaja-sahabatku-cintaku.html#ixzz1ygFMMty9

Kenangan Yang Hilang



Cerpen Kenangan
Cerpen karya Natania Prima Nastiti
Hujan turun saat aku sampai di Bandara Soekarno Hatta. Aku duduk di kursi tunggu, menunggu Papa menjemputku. Sekitar sejam lebih aku menunggu. Aku juga tampak bosan. Akhirnya kuputuskan untuk berjalan keliling Bandara. Saat akan berdiri, tiba-tiba ada yang memegang pundakku. Aku langsung berbalik badan. Kulihat lelaki seumuran denganku tersenyum ramah kepadaku. “Mbak Vega ya?” tanyanya ramah. Kemudian aku mengangguk menjawab pertanyaan itu. “Saya supirnya Pak Broto, maaf lama menunggu, Jakarta macet, Mbak. Mari saya anter ke mobil” ucapnya lagi. Kemudian lelaki itu berjalan duluan kearah parkiran diikuti denganku.

Sesampainya di rumah, Mama dan Papa menyambutku dengan gembira. Bukannya aku tidak senang, tapi kali ini aku benar-benar capek. Perjalanan Amerika-Jakarta cukup membuatku lelah. Duduk berjam-jam membuatku ingin segera berbaring di kamar. Mama dan Papa mengerti dan segera mengantarku ke kamar tidurku dulu. Kemudian mereka segera pergi dan menyuruhku istirahat penuh. Kulihat kamarku ini tidak berubah. Hanya sprainya saja yang berubah warna. Tiba-tiba, aku ingat lagi wajah lelaki yang mengaku supir Papa itu. Umurnya padahal sama denganku, tapi kenapa dia malah bekerja? Apa dia tidak kuliah? Tapi kenapa? Apa dia tidak punya uang?, aku terus bertanya-tanya dalam hati.

Tiba-tiba saja aku melihat lelaki itu dari dalam kamar. dia sedang ada di halaman samping rumahku. Tawa lelaki itu... mengingatkanku pada seseorang saat kecil dulu. Tapi siapa? Apa mungkin aku saja yang terlalru berlebihan? Kenapa juga aku melihat lelaki itu? Tidak menarik sama sekali! Ucapku dalam hati. Kemudian aku menutup gorden jendela kamarku dan berbaring di kasurku yang empuk. Tiga bulan lagi aku akan kembali ke Amerika. Hemm, waktu itu terasa sangat singkat. Aku masih kangen sekali dengan Indonesia. Aku pun memejamkan mata dan tidur.

Dua bulan berlalu dengan begitu cepat. Aku dan supirku, yang bernama Roni, kini juga semakin dekat. Ternyata Roni ini orang yang sangat asik untuk diajak ngobrol. Dia berilmu pengetahuan yang luas. Bahkan ada yang aku tidak tahu, tapi dia tau. Semakin lama aku mengenalnya, semakin nyaman aku ada disampingnya. Setiap dekat Roni, aku merasa memang sudah kenal dekat dengannya. Sampai akhirnya, aku tahu bahwa aku jatuh cinta pada supirku sendiri. Tapi aku merasa aku tidak salah menyukainya. Karena aku selalu merasa dekat dengannya dari dulu. Jauh sebelum aku di Amerika. Ada apa ini?

Hingga malam itu, Roni pamit pulang kampung karena ibunya sakit keras. Karena bosan di rumah, akhirnya aku meminta orangtuaku mengijinkan aku ikut dengan Roni ke kampungnya. Aku ingin menikmatik pemandangan disana. Karena Roni bilang, di kampungnya masih banyak hamparan sawah. Tadinya Mama tidak mengijinkanku. Dia takut aku kenapa-napa. Tapi, setelah aku bilang Roni akan menjagaku, akhirnya Mama setuju. Aku pun akhirnya ikut Roni ke kampungnya.

, tapi ak

Sekitar jam lima pagi aku sudah sampai dikampungnya Roni. Baru jam lima saja, banyak penduduk yang sudah beraktifitas. Kebanyakan petani sudah mulai turun ke sawah. Benar sekali. Kampung Roni benar-benar indah pemandangannya. Mataku ini disajikan pemandangan alam yang luar biasa. Tiba-tiba aku teringat, sepertinya dulu aku pernah melihat pemandangan seperti ini. Setelah kupikir-pikir, mungkin itu hanya bayanganku saja.

Rumah Roni, sama dengan rumah penduduk lainnya. Tidak kecil dan tidak besar. Saat disuruh menemui ibunya, aku lebih memilih untuk duduk di teras rumahnya. Adik perempuan Roni segera membuatkan minuman untukku.

“Mbak ini siapa?” tanya adik Roni itu. “Saya majikannya Roni”jawabku ramah. Adik Roni hanya berOh kemudian masuk ke dalam rumahnya. Roni bilang hanya seminggu kita disini. Sebenarnya, aku ingin sekali berlama-lama disini tapi, itu tidak mungkin. Roni tidak bisa meninggalkan kuliah dan pekerjaannya. Aku juga tidak mungkin meninggalkan Mama dan Papa. Tujuanku kembali ke Indonesia kan bukan untuk ini. tujuanku untuk oragtuaku. Tapi sekarang, aku malah meninggalkan mereka lagi. Tapi tidak apa-apa, walau begitu aku senang berada di kampung Roni ini.

Setelah beberapa hari disini, aku jadi semakin akrab dengan Roni. Dia mengajakku bertani, mengambil air di sumur, memeras susu sapi dan lain-lain. Aku juga semakin terbiasa dengan pekerjaan itu. Melihat Roni.. aku kembali melihat masa kecilku yang.. aku juga sebenarnya tidak ingat dengan masa kecilku dulu. Tapi sepertinya, aku sudah tidak asing lagi dengan semua ini. Roni, ibunya, kampung ini, kegiatan-kegiatan ini.. benar-benar tidak asing bagiku. Aku sendiri juga bingung dengan apa yang kurasakan. Apa sebenarnya ini? tanyaku dalam hati.

Sekarang adalah hari terakhirku dan Roni ada di kampung ini. malamnya, Roni mengajakku ke suatu tempat. Tempat itu.. juga tidak asing bagiku. Danau dengan berjuta kunang-kunang ini, sangat jarang ditemukan di Jakarta. Malah aku yakin, tidak ada tempat seindah ini di Jakarta. Kemudian Roni membawaku ke sebuah pohon yang besar. Pohonnya terlihat sudah berumur. Disana ada tulisan Roni Dan Vega Forever. Aku terkejut dengan ukiran tulisan itu. Aku tidak pernah mengukir nama itu di pohon. Sama sekali tidak pernah. Tapi, kenapa ada tulisan itu? Namaku dan Roni? Ada apa sebenarnya ini?

Kemudian Roni mengajakku duduk di sebuah batu besar. Roni memulai percakapan.

“Kamu tau kenapa ada tulisan nama kita di pohon itu?”tanyanya sambil menunjuk kearah pohon besar tadi. Aku hanya menggeleng bingung.

“Dulu.. waktu kita kecil, kamu pernah tinggal disini. Pak Broto adalah juragan sawah disini. Sawah yang kamu liat itu.. sebenarnya kebanyakan punya kamu. Saat kamu SMA, kamu dan keluargamu pindah ke Jakarta. Mungkin Pak Broto ingin anak semata wayangnya ini sekolah sebaik mungkin. Makanya dia pndah ke Jakarta” jelas Roni. Aku semakin bingung dengan penjelasan Roni.

“Waktu kita SMP, kita ngukir nama kita di pohon itu. Dan di tempat inilah pertama kita bertemu dan berpisah. Aku yakin, aku mikir kampung ini tidak asing lagi bagi kamu kan? Karena kamu pernah ada disini” sambung Roni. Aku hanya menganga kaget mendengar ucapan Roni.

“Tapi, kenapa aku nggak bisa nginet masa kecil itu? Kampung ini emang nggak asing lagi bagi aku, tapi aku nggak bisa inget tempat ini, Ron” tanyaku bingung pada Roni. Roni tersenyum padaku.

“Waktu kita kelas tiga SMP, sesuatu terjadi sama kamu. Kamu kecelakaan dan dokter bilang, kamu nggak bisa nginget masa yang udah dulu banget. Aku sedih banget, Ga. Karena aku itu kan masa lalu kamu dulu. Apalagi saat aku tau ternyata kamu sekolah di Amerika. Saat itu.. aku bener-bener ngerasa kehilangan kamu. Sampai akhirnya aku ke Jakarta dan kerja di rumah kamu. Disana aku selalu liat foto-foto kecil kamu. Mama kamu juga majang foto saat kita berdua. Kita berpelukan sambil tertawa. Kita bahagia waktu itu” jawab Roni tersenyum bahagia.

Aku mulai ngerti dengan semua ini. roni.. pantes saja aku sudah tidak asing lagi dengannya. Ternyata.. dialah teman baikku sejak kecil. Kemudian aku tertawa. Mengingat betapa culunnya pasti aku saat mengukir tulisan di pohon itu. Kita berdua masih belum mengerti sama sekali apa arti tulisan itu.

“Setelah pindah, aku juga ngerasa ada yang hilang, Ron. Sampe sekarang pun, aku nggak pernah pacaran sama orang lain. Karena aku belum nemuin cinta aku. Tapi... setelah dekat kamu, ternyata aku nyaman. Dan ternyata.. kamu cinta aku, Ron” ucapku malu-malu. Kemudian Roni memelukku. Pertama aku kaget dengan pelukan itu. Tapi, pelukan itu yang selama ini aku nantikan.

Dua bulan lebih, aku berada di Jakarta. Setelah pulang dari kampung, aku menceritakan semuanya pada Mama dan Papa. Mereka berterima kasih pada Roni karena telah mengingat kembali masa yang telah hilang dari ingatanku. Akhirnya mereka bersedia menanggung biaya kuliah Roni dan menyuruh Roni fokus pada kuliahnya saja. Biaya berobat ibuya juga ditanggung denga orangtuaku. Aku dan Roni juga semakin dekat.

Hingga akhirnya, aku harus kembali ke Amerika. Sedih hatiku meninggalkan semuanya termasuk Roni. Sahabat baikku dari kecil itu... aku harus meninggalkannya. Tiba-tiba aku merasa separuh hatiku hilang lagi. Meninggalkan Roni.. bukan ini yang ku mau. Tapi apa dayaku? Meninggalkannya memang sudah harus kulakukan. Aku sendiri yang meminta meneruskan study di Amerika.

Roni dan kedua orangtuaku mengantar aku sampai Bandara Soekarno Hatta tempat pertama kali aku bertemu Roni dulu. Tangisan sudah pasti menghiasi suasana hari itu. Aku juga memeluk Roni. Aku benar-benar tidak ingin berpisah darinya. Tapi.. yasudahlah.

“Nanti kita ketemu lagi kan?” tanyaku pada Roni.

“Pasti! Aku janji sama kamu, aku nggak akan khianati cinta kita berdua” jawab Roni sambil membelai rambutku. Kemudian aku memeluk Roni lagi. Maaf Roni, untuk ingatan lupaku padamu dulu, ucapku dalam hati sambil menitikkan air mata.

Dua tahun di Amerika, aku jadi benar-benar kangen sama Roni. Kira-kira sedang apa dia disana? Akhirnya aku putuskan untuk menulis surat padanya. Berharap dia akan cepat membalas surat kangenku ini padanya.

Dear My Love,

Roni

Kamu apa kabar disana? Aku harap kamu baik-baik aja ya.

Ron, sumpah aku kangen banget sama kamu. Aku harus nunggu dua tahun lagi supaya bisa ketemu kamu, Ron. Kamu belum ingkarin janji kamu kan? Janji yang bilang kamu nggak akan khianati cinta kita. Aku disini akan selalu sabar nunggu waktunya tiba. walaupun, saat awan disini kelabu dan disana terang, aku pasti akan selalu ingat kamu. Dan walaupun tanah yang kita pijak berbeda, kita akan tetap bersama kan?

I miss you so Roni. Jaga kedua orangtuaku ya.

Love you

Vega

And I
I want to share
All my love with you
No one else will do…
And your eyes
They tell me how much you care
You will always be
My endless love..

Glee-My Endless love


Read more: http://cerpen.gen22.net/2012/06/cerpen-romantis-kenangan-yang-hilang.html#ixzz1ygGzt4Cw

Selasa, 20 November 2012

cholecystografi

ANATOMI BILLIARY TRACT

  • Biliary tract terdiri dari : 
    • Duktus biliaris 
    • Gall bladder.
1. Duktus Billiaris
  • Duktus hepatikus kanan & kiri --> duktus hepatikus komunis, dengan duktus cysticus --> duktus biliaris komunis
  • Duktus bialiaris komunis & duktus pankreatikus, masuk ampula of Vater yg bermuara pada doudenum.
  • Bagian akhir duktus biliaris komunis dikontrol oleh sphinter choledochus, sedangkan ampula of vater dikontrol oleh sphinter of Oddi
2. Gall Blader (kandung empedu)
  • Gall blader atau kandung empedu terdiri dari collum corpus, dan fundus panjangnya sekitar 7-10 cm tebalnya sekitar  cm dengan kapasitas cairan empedu sekitar 30-50 ml.
  • Fungsinya sebagai penampung cairan empedu
  • Kandung empedu = Vesica Fellea = Bile
POSISI DAN BENTUK KANDUNG EMPEDU
Berada di bagian kanan dari abdomen, tergantung bentuk tubuh manusia
TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN BILLIARY TRACT
  1. CHOLECYSTOGRAPHY (ORAL)
  2. CHOLECYSTOGRAPHY (IV), bolus/drip infus
  3. POST OPERATIVE CHOLEDOCHOGRAPHY(T –TUBE ) 
  4. OPERATIVE CHOLEDOCHOGRAPHY
  5. PERCUTANIOUS TRANSHEPATIC CHOLEDOCHOGRAPHY (PTC)
  6. ENDOSCOPIC RETROGRADE CHOLEDOCHO PANCREATGRAPHY (ERCP)
  7. DENGAN PEMERIKSAAN USG
  8. DENGAN SCINTIGRAFI ( KEDOKTERAN NUKLIR)
Oral Cholesystography (OCG)
INDIKASI PEMERIKSAAN
  • Cholelithiasis
  • Cholecystitis
  • Billiary Neoplasia
  • Opasities atau massa quadrant atas
  • Billiary Stenosis
KONTRAINDIKASI :
  • Vomiting or diarrhea
  • Pyloric obstruction
  • Malabsorption syndrome
  • Severe jaundice
  • Liver dysfunction 
  • Hepatocellular disease, atau 
  • Hipersensitive terhadap kontras media
PERSIAPAN PASIEN
  • Siang hari sebelum pemeriksaan, pasien diberikan makanan yang kaya Simple Fat
  • Malam hari sebelum pemeriksaan, makan makanan rendah lemak
  • Media kontras diberikan 3-4 jam setelah makan malam terakhir, single dose 3 gram (tablet/kapsul/liquid) 
  • Kontras media : Telepaque (tablet/powder/liquid), Biliodyl (tablet) dan Orabilix
  • Konsentrasi kontras maximal : 10-12 jam setelah administrasi,--> maka radiograf dapat dimulai.
  • Bila menggunakan BILOPTIN (kapsul/granula/liquid), atau SOLUBILOPTIN (powder sachet) --> kontras diberikan pada pagi hari pemeriksaan, dan radiograf diambil 3-4 jam setelahnya.
TEKNIK PEMERIKSAAN
1. SCOUT RADIOGRAF
  • Scout foto dapat diambil dalam posisi supine atau prone
  • Fungsi scout foto: 
    • Melihat ada/tidaknya gall bladder? 
    • Bila nampak, bagaimana konsentrasi Media Kontras? 
    • Apakah lokasinya telah tepat 
    • Bagaimana faktor eksposi? 
  • Sebaiknya scout diambil dengan plain abdomen, untuk mengetahui posisi yang tepat.
  • Bila gall bladder tertutup material feses perlu dilakukan enema 
  • Dan bila gall bladder blum juga nampak, maka persiapan diulang 1 hari, kemudian pemeriksaan dilakukan keesokan harinya.
POSITIONING
  • Posisi pemeriksaan yang dapat dilakukan : supine, prone, prone oblique, upright/erect, & atau lateral decubitus
  • Posisi erect atau lateral decubitus, baik untuk menampakkan small stone pada lapisan fundus gall bladder.
  • Bila fundus superposisi dengan organ intestinal atau spine,--> recumbent PA oblique 
  • Untuk mencegah superposisi dengan costae, ekposure dilakukan pada akhir full inspiration 
  • Bila gall bladder berada pada iliac fossa, posisi supine akan menampakkan organ Gall Bladder lebih superior, atau Central Ray --> chepalic angulation
FATTY MEAL
  • Untuk mengetahui fungsi gall bladder & mempelajari extrahepatic biliary ducts pasien diberikan makanan berlemak.
  • Posisi pemotretan yang digunakan : RPO, radiograt diambil setiap 15 menit karena dianggap cukup memvisualisasikan.
PROYEKSI
1. PA Projection (Scout)
  • Kaset : 24 x 30 cm; moving atau stationary grid
  • Posisi pasien : prone, kepala diberi bantal, kedua tangan disamping kepala, tungkai bawah lurus dengan support pada angkle
  • Posisi objek : ½ bagian tubuh berada pada pertengahan kaset (STHENIC type), gall blader lebih horizontal & 5 cm lebih tinggi & lebih lateral (HYPERSTHENIC); (ASTHENIC) Gall Bladder vertikal, 5 cm lebih rendah & dekat midline.
  • Pastikan tidak ada rotasi pada pelvis
  • CR : tegak lurus kaset
  • CP : STHENIC --> setinggi L2 (Sekitar 1,25 - 2,5 cm dari margin terendah Costae) & 5 cm ke kanan dari MSP
  • FFD : 100cm
  • EKSPOSURE : tahan nafas saat ekspirasi
2. TEKNIK RADIOGRAFI LEFT ANTERIOR OBLIQUE ( LAO )
  • Proyeksi LAO dengan pasien prone, tangan kiri disamping tubuh dan tangan kanan ditekuk di kepala.
  • Penyudutan badan dengan meja pemeriksaan 20- 25 derajat (STHENIC/HYPOSTENIC), 15-20 derajat (HYPERSTENIC), 35-40 derajat (ASTHENIC) 
  • Sentrasi kurang lebih 7,5 cm ke arah kanan dari lumbal 3
  • Batas bawah : SIAS, dan batas atas : diafragma, dengan ¼ tubuh bagian kanan dipertengahan meja.
3. RIGHT LATERAL DECUBITUS POSITION (PA PROJECTION) 
  • Kaset : 24 x 30 cm
  • Posisi pasien : diatas radiolucent pad, kepala pada bantal, kedua lengan diatas kepala, kedua lutut ditekuk.
  • Posisi obyek : Gall blader pada pertengahan kaset, tidak ada rotasi, pastikan shoulder dan Hip true lateral
  • CR : horizontal, diarahkan pada  ½ bagian kanan abdomen
  • FFD : 100 CM 
  • EKSPOSI : tahan nafas saat ekspirasi.
4. PA PROJECTION (ERECT)
  • Kaset : 24 x 30 cm
  • Posisi pasien : berdiri menghadap kaset, kedua lengan disamping tubuh
  • Posisi objek : atur 5 cm ke kanan dari MSP pada pertengahan kaset, untuk asthenic : rotasikan tubuh 10-15 derajat
  • CR : horizontal, mengarah ke Gall Blader, sekitat 2,5 - 5 cm lebih inferior dari scout radiograf
  • Eksposure : tahan nafas setelah ekspirasi
5. RIGHT POSTERIOR OBLIQUE (RPO)
Ini merupakan proyeksi alternatif :
  • Pasien supine oblique dengan bagian kanan menempel pada meja pemeriksaan dengan bagian kiri di atas
  • Badan menyudut 10 - 20 derajat terhadap meja pemeriksaan.
  • Sentrasi : Sekitar 2 inchi lebih atas dari prone oblique
6. PROYEKSI LATERAL ALTERNATIF
  • Pasien pada posisi lateral dengan sisi kanan di meja pemeriksaan
  • Sentrasi : antara Lumbal I - Lumbal V
  • Faktor eksposi disesuaikan

Sabtu, 23 Juni 2012

PENYESALAN CINTA



Cerpen Penyesalan Cinta
cerpen karya Nina Yusuf
Cinta ada karena terbiasa. Mungkin kata-kata itu yang paling tepat untukku. Namaku Nina, aku duduk di bangku XII SMA. Aku punya seorang tetangga cowok yang saat ini sedang kuliah tingkat 1, namanya Ade. Aku bertetanggaan sama dia sejak dari lahir. Boleh dibilang dia sudah seperti kakakku sendiri. Dia sangat perhatian padaku. Dia baik dan humoris. Aku sangat menyukainya. Awalnya rasa ini cuma sebatas rasa senang karena diperhatikan seperti seorang adik, tapi lama kelamaan rasa ini tumbuh menjadi benih-benih cinta di hatiku. Dulu waktu di Sekolah Menengah Pertama (SMP) aku juga pernah suka sama dia. Ku pikir itu hanya dampak dari masa puber ku. dia suka menyanjungku, karena itulah aku sempat berpikir dia mencintaiku. maklumlah aku baru lepas dari masa anak-anak.

Saat ini rasa itu kembali hadir. Aku kembali merindukannya. Entah dari mana awalnya, namun perlahan-lahan rindu itu semakin menyiksa. Saat dia kembali ke tempat kuliah, aku merasa sangat jauh darinya. Tapi saat dia di rumah, aku bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa padaku. Sebenarnya aku sudah mencoba tuk ngilangin perasaan ini. Aku tau, gak mungkin bagiku tuk bisa menjadi kekasihnya. Dia sudah menganggapku sama seperti adiknya, dan apa kata orang tua kami jika kami berpacaran. Aku malu sama perasaanku ini. Aku bingung harus bagaimana. Aku terus berusaha memendamnya.

***
Hari ini hari minggu. Saat yang tepat bagiku untuk bermalas-malasan. Seharian ini aku cuma duduk di depan tv. Saat sedang asyik-asyiknya nonton FTV, ponselku berdering. Ku raih dengan malasnya. Ku lihat ada 1 panggilan masuk dari nomor tak di kenal.

“halo…”

“ya halo.. Nina ya??”

“iya, bener.. ne siapa??”

“ne kakak, dek..”, jawab suara di seberang sana.

“kakak siapa??”

“kak Ade.. masa’ dek gak ngenalin suara kakak seh?? Ge apa sekarang dek??”

Kak Ade?? Jantung ku hampir copot ketika dia nyebutin namanya. Aku gak percaya kalo yang nelfon ini kak Ade. “Aku mimpi gak yach??”, batinku. Ku cubit lenganku tuk mastiinnya. Owh, sakit. Ternyata aku gak mimpi.

“lho dek, ditanya kok bengong??”

“o..o..eee.. ma..maaf kak…”, aku tergagap.

“hahaha… lucu dech.. o ya dah dulu ya dek, kapan-kapan kita sambung lagi. Kak ada keperluan. Bye..”

“iya kak, bye..”

Klik. Telfon teputus. Aku masih bengong. Gak percaya sama apa yang barusan terjadi. “kak Ade nelfon aku. Oh my God pertanda apa ini??” seru ku dalam hati.

Itulah awal dari kedekatan kami. Sejak saat itu dia sering menelfon ku. Dia cerita pengalaman-pengalaman kuliahnya. Aku juga banyak curhat sama dia. Hatiku semakin berbunga-bunga. Aku semakin yakin mimpi ku akan jadi nyata.

Dua bulan berlalu. Masa pedekate ku telah berakhir. Hari ini aku resmi menjadi pacarnya. Tadi malam, tepatnya malam minggu dia mengutarakan isi hatinya. Dia berjanji akan selalu ada untukku. Aku sangat bahagia. Ternyata cintaku gak bertepuk sebelah tangan.

***
Hari demi hari berlalu begitu cepat. Kurasakan cintanya kini telah memudar. Dia tak seperti pertama jadian dulu. Dia hanya menghubungiku di saat dia kesepian. Aku mencoba bertahan dengan semua ini. Aku yakin suatu saat dia pasti akan kembali seperti dulu.

Semakin lama penantian ini, semakin hampa ku rasa. Dia tak kunjung berubah, bahkan dia semakin menjadi-jadi. Sekarang dia sering berbohong padaku. Dia gak pernah lagi menepati janji. Dia gak membutuhkan ku lagi. Aku sedih, luka di hati ini semakin dalam. Aku menjerit dalam hati “apa salahku, sehingga kamu bersikap begini padaku?? Tolong beri penjelasan tentang hubungan ini.” Aku gak kuat lagi. Ku coba menghubungi teman dekatnya yang juga temanku. Ku cari nomornya di ponsel. Langsung saat itu juga ku telfon dia.

“halo.. kak Iwan..”

“iya Na.. pa kabar?? Tumben nelfon kakak..”

“kak, Na mau minta tolong. Na gak sanggup lagi sama sikap kak Ade. Tolong tanyain ma dia kejelasan tentang hubungan kami.”, 

“lho.. kok gak Nina sendiri yang tanya??”, katanya heran.

“udah kak, tapi dia gak mau jawab. Dia cuma bilang lagi sibuk banyak tugas, jadi gak sempat hubungin Nina..”, jawab ku lirih.

“ya udah gini aja, kalo kak sendiri yang nanyain, pasti Na gak bakalan percaya sama jawabannya. Kita sambung 3 neh telfon, tapi Na gak usah bicara, Na denger aja apa yang dia bilang. Satu lagi, apapun yang dia katakan Na gak boleh bersuara sedikit pun.. Biar kak yang telfon. Ok..”

“ok kak..” telfon ku tutup.

Gak lama setelah itu, kak Iwan pun nelfon. Setelah ku angkat, dia langsung nelfon pacarku. Awalnya mereka ngobrol seperti biasa. Kak Iwan sedikit berbasa-basi. Setelah beberapa menit kak Iwan langsung ke pokok permasalahan. Terdengar di seberang sana kak Ade agak kaget mendengarnya.

“lo apain Nina?? Kok dia nangis-nangis ma gue??”

“maksud lo?? Gue gak ngerti. Kenapa tiba-tiba lo bertanya kek gini??”

“kemaren Nina nelfon gue, dia nangis. Dia bilang gak kuat lagi ma sikap lo. Lo seakan-akan gak butuh dia lagi..”

“O… jadi dia ngadu sama lo?? Dasar tuch cewek, cengeng banget jadi orang. Gue gak apa-apain dia. Gue Cuma jenuh aja sama sikap dia yang kekanak-kanakan. Gue gak tahan sama cewek kek gitu. Gue bosen ma dia..!!”, nada suaranya meninggi.

“kalo lo bosen ma dia dan pengen mutusin dia, lo bilang donk baik-baik. Bukan kek gini caranya. Gak ada hak lo nyakitin anak gadis orang..!!”

“gue udah gak mood ngomong ma dia. Kalo lo care ma dia, lo aja yang ngasih tau dia. Gua gak butuh cewek kek gitu. Dan mulai sekarang gue gak bakalan ganggu dia lagi!!”

Klik. telfon ku matiin. Tetes demi tetes air mata ini mulai berjatuhan. Aku gak tertarik mendengar ending dari percakapan ini. Aku udah bisa menebak akhir dari semua ini. Kesabaranku selama ini berbuah kesia-siaan. Penantianku selama 1,5 tahun ini gak berarti apa-apa. Dia tidak ingin berubah seperti dulu lagi, malah dia mencampakkan ku. Dia diam bukan untuk introspeksi diri, dia hanya memikirkan bagaimana caranya agar bisa putus dari ku. dia tega berbuat seperti ini padaku. Aku kecewa, aku menyesal telah menjadikan dia bagian dari hidup ku.
*****



Read more: http://cerpen.gen22.net/2012/06/cerpen-penyesalan-cinta.html#ixzz1ygHJ18y9

HARI TERLARANG



CERPEN PERPISAHAN
Cerpen karya Dita Puspitasari

Kringgg kringgg kringgg bel sekolah berbunyi, tenda masuk sekolah. Raisa yang emang lAngganan kesiangan masih santai-santai berjalan mendekati gerbang sekolah diantar oleh kakaknya.

“Udah masuk ya Sa?” tanya Isar, kakak Raisa

“Iyaaaa, pokokknya ade gak mau tau! Kakak harus ngasih alasan ke guru yang ada di kelas ade. Biar ade bisa belajar”

“Yaaaaaaaaa. Kasian banget ya, baru juga minggu kemarin MOS, udah dapet point gara-gara kesiangan”

Sesampainya di kelas Raisa, Isar memberikan penjelasan secara detail kepada guru yang sedang mengajar di kelas Raisa. Syukurnya Raisa tidak mendapatkan point tambahan dari guru tersebut.

Itulah kegiatan Raisa selama pagi hari. Bangun pukul 05.00 dan pergi ke sekolah pukul 06.30 diantar oleh kakaknya. Emang sih Raisa kesiangan gara-gara diantar oleh kakanya. Tapi mau gimana lagi? rumah Raisa sangat jauh dari sekolahnya. Jadi gak ada ojej gratis lagi selain kakaknya. Meskipun harus selalu telat kalau datang ke sekolah. Tapi meskipin Isar adalah penyebab utamanya Raisa kesiangan, Isar adalah sosok kakak yang sangat perhatian sama Raisa. Isar selalu membantu PR Raisa, ngebuatin makan kalau di rumah gak ada siapa-siapa. Baik deh pokokknya. Raisa sendiri adalah remaja perempuan yang cinta banget sama musik. Raisa bisa memainkan berbagai macam alat musik. Yang luar biasanya lagi Raisa belajar sendiri alat musik itu. Wajar aja sih karena ibu dan bapaknya juga cinta sama musik. Dibalik semua itu ada juga yang Raisa benci. Perpisahan. Satu kata yang sangat dibenci oleh Raisa. Ia tidak menginginkan hal itu.

Saat pulang sekolah, Raisa kaget melihat kakanya mengemas barang di kamarnya. Hal yang memang tidak biasa Isar kerjakan, karena menurut Raisa kakakya itu paling tidak bisa jika disuruh beres-beres. Ternyata Isar harus pergi kuliah ke Australia besok pagi, dan menetap di Australi selama 3 tahun.

Dari Raisa pulang sekolah sampai pukul 23.00, Raisa dan Isar menghabiskan waktu bersama. Apapun yang mereka lakukan pada hari itu akan menjadi kenangan yang akan Raisa ingat. Ibunda mereka tidak marah ketika mengetahui anak-anaknya terjaga kurang lebih 12 jam. Karena kapan lagi kedua anaknya itu dapat seperti itu. Tiga tahun yag akan datang Raisa sudah lulus SMA, dan akan melanjutkan kuliah ke luar negeri. Dan mungkin Isar sudah sibuk dengan pelamaran kerja atau mungkin Isar sudah kerja.
***

Pagi-pagi sekali Raisa bersiap untuk mengantar kakaknya ke bandara, sebenarnya Raisa tidak mau melihat kakaknya pada pagi hari itu, tapi karena ini adalah pertemuan terakhir Raisa dengan kakaknya yang akan pergi kuliah selama 3 tahun, terpaksa Raisa ikut. Di bandara Isar memberikan jam tangannya kepada adiknya.

“Sa, simpen ini yaaa. Jangan kangen deh. Terus jangan cengeng yaa adikku sayang. Jam tangan ini berputar gak akan kerasa kok. Tau-tau kakak lo ini udah ada di Indonesia lagi dan bisa main sama adiknya lagi” ucap Isar di bandara. Raisa hanya bisa menerima jam tangan tersebut tanpa berkata apapun. Setelah pesawat terbang, Raisa pergi ke sekolah dengan mata yang masih bengkak.

“Baru aja perpisahan di SMP, masa kakak gue udah ninggalin gue ke Australi?” ucap Raisa kepada teman sebangkunya.

“Sa, setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan. Tenang aja, raga lo sama kakak lo emang pisah, tapi jiwa lo dan kakak lo gak akan pisah Saaa. Percaya deh sama gue” kata Riri.

Dari situ Raisa baru menyadari banwa sebenarnya perpisahan itu bukan ajang untuk menangisi keadaan, melainkan ajang untuk melatih kedekatan batin. Menurut Raisa perpisahan itu sangat terlarang tapi tetap saja meninggalkan kesan yang sangat dalam.
*** TAMAT ***



Read more: http://cerpen.gen22.net/2012/06/cerpen-perpisahan-hari-terlarang.html#ixzz1ygHYAjw7

Dari Sebuah Diary Hati



Cerpen karya Andri Rusly

               “Tak Kan Pernah Ada” masih mengalun dari MP3-nya Andre. Mulutnya ikut komat-kamit mengikuti irama lagunya Geisha. Hmm, kelihatannya Andre begitu menjiwainya. Kenapa nih anak jadi termehak-mehek begini ya? Memang ada yang lain dalam diri Andre. Setelah setahun persahabatannya dengan Rere berjalan. Susah senang dilaluinya bersama. Rere memang sahabat yang baik dan manis. Mang begitu kok kenyataannya. Bukannya Andre berlebihan dalam menilainya. Sahabat yang di saat duka selalu menghibur dan di saat suka selalu hadir tuk berbagi tawa. Rere pernah bilang kalo semua saran Andre selalu diturutin dan begitupun sebaliknya. Pokoknya di mana ada Andre di situ ada Rere. Begitulah hampir setiap ada kesempatan mereka selalu pergi bersama-sama. Gak ada pikiran yang “aneh”. Gak ada perasaan apa-apa termasuk cinta!.

               Tapi kenapa Rere sampai saat ini belum juga punya cowok ? Padahal kalo dipikir-pikir Rere gak sulit untuk mendapatkan cowok. Mang sih Rere adalah tipe cewek yang sulit jatuh cinta. Gak sembarangan Rere menilai seorang cowok. Ya memang, inilah yang membuat Andre takut. Takut perasaannya hanya akan menjadi permainan waktu semata. Waktu yang entah sampai kapan akan membuat Andre terombang-ambing oleh cinta. Apakah ini cinta? Ya, ini adalah cinta. It must have been love kata Roxette. Ah, Andre terus memendam perasaannya. Sampai-sampai suatu ketika Andre dikecam oleh perasaan cemburu. Perasaan yang dulu gak pernah ada kini muncul. Cemburu saat Rere menceritakan kalo ada cowok yang naksir padanya. Apakah cemburu pertanda cinta? Kata orang cemburu tidak mencerminkan rasa cinta tapi mencerminkan kegelisahan. Aduh, Andre makin ketar-ketir aja dibuatnya. Andre benar-benar gelisah. Lama-lama tersiksa juga batinnya. Ada keinginan yang harus diutarakan. Tentang masalah perasaan Andre yang gak karuan tentang Rere. Cuma gak ada keberanian. Andre takut kalo Rere membencinya. Ini gak boleh terjadi.

               Kemudian akhirnya Andre berusaha untuk melupakannya tapi gak bisa, malah rasa sayang yang semakin membara. Apakah salah kalo Andre ingin menjalin hubungan yang lebih hangat bukan hanya sebagai seorang sahabat? Hmm, Andre harus berani. Harus berani ambil segala resikonya.

               “Rere, aku mencintaimu” kata Andre akhirnya setelah sekian lama dipendamnya. “Aku akan serius ma kamu dan mau menyayangimu seutuhnya”.

               Ia pandangi wajah Rere. Gak ada amarah di wajahnya yang ada hanya tangis. Ups, Rere menangis. Andre makin bertanya-tanya. Baru kali ini Andre melihat Rere menangis.

               “Kenapa Re? Apa kata-kata ku nyakitin perasaan kamu?”

               Rere menggeleng. Sambil masih terisak ia coba menjelaskan ke Andre. Andre siap mendengarkan jawaban Rere. Apapun itu meskipun kata “tidak” sekalipun. Dan benar juga, kata tidak yang terlontar dari mulutnya. Ya, Andre harus menerimanya. Sepeti kata Eric Segal dalam bukunya, “Cinta berarti kamu takkan sekali saja melafalkan kata sesal”. Rasanya dada terasa mau jebol, gerimis serasa hujan badai. Sepinya malam itu terasa lebih sunyi seolah hanya mereka berdua saja di alam ini. Tak ada suara hewan atau serangga yang meramaikan bumi.

               “Maafin aku ya, Ndre?” tangan Rere menggenggam jemari Andre. Andre terdiam. “Kamu pasti kecewa ma jawabanku, ya? Tapi itu bukan berarti aku gak ada ‘rasa’ ma kamu. Aku hanya takut perasaan ini hanya ilusi aja”.

               “Re, Jika cinta ini beban biarkan aku menghilang. Jika cinta ini kesalahan biarkan aku memohon maaf. Jika cinta ini hutang biarkan aku melunasinya. Tapi jika cinta ini suatu anugerah maka biarkanlah aku mencintai dan menyayangimu sampai nafas terakhirku” Andre tetap gak yakin akan perasaannya. Andre merasa Rere akan meninggalkannya selamanya. Kemudian dipeluknya Rere erat-erat. Dibelainya rambutnya dengan penuh kasih sayang.

               “Aku gak mau kehilangan sahabat yang begitu baik” kata Rere masih dalam pelukan Andre. “Biarlah hubungan kita tetap terjalin bebas tanpa terbatas ruang dan waktu. Lagipula perjalanan cinta kita nantinya bakal abadi, atau malah putus di tengah jalan? Persahabatan bisa jadi awal percintaan tapi akhir dari suatu percintaan kadang malah menjadi permusuhan. Dan aku gak mau itu terjadi pada kita, Ndre”

               Andre mulai merenungi kata-kata Rere. Dilepaskannya pelukannya kemudian dipandanginya wajah Rere dalam-dalam. Ternyata Andre masih bisa menikmati senyum manis Rere. Masih bisa merasakan sejuknya tatapan Rere. Ia gak mau kehilangan semuanya itu.

               “Aku rela menjadi lilin walau sinarnya redup tapi gak habis dimakan api bisa memberi cahaya dan menerangi hatimu” kata Andre sambil menyeka air mata di pipi Rere.

               “Iya, Ndre. Soalnya hati hanya dapat mencintai sekejap. Kaki cuma bisa melangkah jauh dan lelah. Busana tak selamanya indah dalam tubuh. Tapi memiliki sahabat sepertimu adalah keabadian yang tak mungkin kulupakan” begitu pinta Rere disambut senyum Andre. Mereka saling berpelukan lagi. Tanpa beban tanpa terbatas ruang dan waktu. Hmm… apa bisa Andre menyimpan rapat-rapat perasaannya berlama-lama ? Only time will tell…
*****


Read more: http://cerpen.gen22.net/2012/06/cerpen-cinta-dan-persahabatan-dari.html#ixzz1ygGRh03Z

WAITING FOR YOU







Cerpen Cinta Sedih

Oleh: dellia riestavaldi




Udah ke 2 hari ucil engga sms aku, udah 2 hari juga aku mengkhawatirkan keberadaannya, ya tuhan dia kemana, dia dimana sekarang, dimalam hari itu aku terus menunggu sms darinya, sudah berpuluh-puluh kali aku mengirim text messages tapi ga ada satupun pesan masuk di hape aku dari dia. Sial besok libur UN anak kelas 3 SMA, sedangkan aku duduk di kelas 2 dan ucil kelas 1. Gimana dong kalau besok libur, bakal 4 hari ga ketemu ucil  ucil kenapa? Ada yang aneh dari dia ya tuhan . Setiap malem ucil selalu say good night have a nice dream sayang, tapi udah 2 hari ini ga ada kata-kata kaya gitu lagi, aku takut kata-kata itu ga akan aku dengar lagi. Harus sampai kapan tiap malem aku nangis nungguin dia.

tokkkk….tokkkk…..tokkk
Suara ketukan pintu yang terdengar dari arah pintu kamarku.

“masuk aja ga di kunci” kataku sambil berteriak.

“dell, lagi apa lo? Nangis sendiri di kamer.” Sambil menghampiriku di ranjang tempat tidurku.

“gapapa kok nay, aku Cuma nunggu sms dari ucil.” Kataku

“emang lo jadian dell sama ucil?” Tanya nayla.

“engga sih, tapi aku ngerasa beda aja sama dia.” Balasku

“yaudahlah dell toh dia bukan siapa-siapa elo kan?’’

“kata-kata kamu tuh ga bikin aku tenang nay, mending kamu tidur aja deh nay, biarin aja aku bakal nunggu dia sms aku.” Cetusku

“iya dehh sorry dell, Gnight beib.”

aku terus memandang kearah luar jendela, sambil memegang hapeku. Entah samapai kapan aku harus menunggunya membalas pesanku.

*tertidurr

* * *
liburan selesai, tinggal berangkat sekolah, aku harus cari ucil sampai ketemu, dia ga boleh mainin aku gitu aja -.-

sesampainya aku di sekolah, langkahku terhenti di parkiran motor sekolahku. motor ucil mana? Biasanya jam segini dia udah datang. Aku harus ke kelasnya, langkahku terasa berat untuk menghampirinya ke kelas. Perasaan aku tiba-tiba gaenak.

aku berdiri di depan kelasnya, tiba-tiba aku terhenti di depan pintu. Kenapa aku? Seharusnya aku masuk ke kelasnya dan bertemu dengannya. Mending aku ke kelas aku aja deh ucil juga belum datang. Aku terus jalan menuju kelasku.

pelajaran pagi hari ini akuntansi, semangat dong semangat ini kan pelajaran kesukaanku. Sudah 1 jam pelajaran di mulai tiba-tiba ada anak osis masuk ke kelasku dan member pengumuman. Dalam hati ku pasti minta sumbangan huh, aku terus melanjutkan tugas akuntansiku.

“assalamualaikum wr.wb. maaf teman-temen mengganggu sebentar, innalilahi wainnailahi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah adik kelas kita Muhammad Raditya Ucill dari kelas X2. Ayo kita bersama-sama membaca surah al-fatihah untuk mendoakannya.” 

Aku langsung terhenti mengerjakan tugas akuntansi itu, aku lansung berdiri dari tempat dudukku, aku langsung meneteskan air mata dan lari meninggalkan kelas dan pergi ke WC sekolah.

“cil, kamu jahat, kamu jahat cil, kamu ninggalin aku sendiri, kamu belum denger kalau aku mau jadi pacar kamu, cil kamu jahat.” Teriakku di WC sekolah, perlahan-lahan aku duduk menyender tembok, berjam-jam aku ga keluar dari WC, aku belum bisa nerima kenyataan ini ya tuhan, sakit sekali rasanya.Setelah aku keluar dari WC aku langsung mengambil tasku, aku langsung kabur dari sekolah dan ikut teman sekelas ucil untuk melayat.

Sesampainya di rumah ucil, aku berjalan pelan untuk menemui jenazah ucil, tidak berehenti air mataku mengalir. Aku duduk di sebelah jenazahnya.

“ucil, kenapa kamu pergi secepat ini, kenapa kamu ninggalin aku cil, kamu inget ga waktu kita nonton, kamu pegang tangan aku, kamu cium kening aku cil, aku kangen kamu cil, cil kalau kamu sayang sama aku KAMU BANGUN SEKARANG JUGA CIL, BANGUN !!”

“sabar sayang ibu juga belum bisa nerima kepergian ucil.” Suara itu terdengar dari belakangku, ya dia ibunya ucil.

“ibu, ucil kenapa bisa kaya gini.” Tanyaku

“dia jatuh dari motor, sehari sebelum UN, selama 3 hari ucil koma di rumah sakit.”

“kenapa temen-temennya ga pada tau bu, dia selama ini baik-baik aja kok, dan pas kejadian dia ga pernah hubungin adell bu, adell khawatir banget bu sama dia tapi ini udah jadi kenyataan yang sangat menyakitkan.”

“ka adell” suara cewek yang memanggilku dari belakang, aku menengok ke belakang dan menghapus air mataku.

“de nessa, ada apa de?” tanyaku

“ka, aku tau kronologi kejadian ucil ka.”

“ucil kenapa de?”

              “ucil, ngliat kaka pergi sama cowo, dia langsung pergi ka ke rumah papanya di bandung, kan dia anak broken home gitu ka, orang tuanya pisah, ucil bawa motornya dengan kecepatan 80km/jam, pas di perempatan ucil ngrem mendadak ka akhirnya dia jatoh dan kepalanya tebentur stang di motornya.” Penjelasan nessa.

               Aku terdiam, tapi air mataku terus mengalir, ucil salah paham lalu emosinya tidak terkontrol, jadi selama ini aku nungguin acil ga ada hasilnya, dia terlanjur ninggalin aku. Aku langsung ke tempat jenazahnya, karena sebentar lagi jenazahnya akan segera di kuburkan.

* * *
               Prosesi pemakaman telah selesai, aku langsung pulang kerumah dan membaringkan tubuhku di atas ranjangku, aku mengambil hapeku, Cuma orang bodoh yang aku tungguin sms orang udah ga ada. Tapi rasa sayangku ke dia masih tetep ada. Ucil semoga kamu tenang ya disana ya aku sayang banget sama kamu. Semoga aku bisa nemuin orang seperti kamu, Gnight ucil 

THE END


Read more: http://cerpen.gen22.net/2012/05/cerpen-cinta-waiting-for-you.html#ixzz1ygHnOTcW

Ku Relakan Bahagia ku Demi Sahabat Ku


Pagi itu, aku terbangun dengan mata yang sembab dan membengkak. Semalam aku menangis di kamar sampai ketiduran. Entah berapa lama aku berderai air mata. Yah, aku baru saja mengalami kejadian yang membuat aku begitu sakit. Seorang cowok yang tanpa sengaja masuk dalam kehidupanku kini malah menghancurkan semuanya......

Aku mengenal Dimas dari Santi,teman dekatku. Kebetulan tiap malem Dimas latihan silat di samping ponpes tempat ku mengaji kala malam hari. Awalnya aku biasa aja dengan kehadirannya. Ga ngefek sama sekali. Tapi hari-hari berikutnya Dimas memulai kedekatan kami dengan sekedar menitip salam padaku. Ga ada yang spesial memang. Tapi hari-hari ku kini mulai terasa indah dengan keberadaanya.

Hanya saja kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Disaat aku mulai menyukainya, tak ku sangka Dimas malah nembak Santi. Aku bener-bener ga tau harus berbuat apa. Tentu saja aku tak bisa menyalahkannya karna ini memang hak mereka. Aku mencoba  ikhlas dengan hubungan mereka. Aku berusaha tegar dan mendukung hubungan mereka meski sebenarnya hati ku begitu sakit. Itu semua aku lakukan karna aku masih menghargai Santi sebagai shbat ku. Aku memilih mengalah daripada harus kehilangan sahabat ku hanya karna seorang cowok. Meski hati kecil ku masih tetap mengharapkan Dimas.

Meski pacaran ama Santi,tapi nyatanya tetep aja Dimas ga pernah absent menghubungi ku. Entah sms atau pun telpon. Aku bingung harus bersikap gimana. Karna rasa ikhlas ku lah yang kini menuntunku untuk tetap berhubungan dengan dimas. Jujur saat itu aku benar-benar  telah merelakan Dimas.

Jadi apa salahnya jika aku menerima telpon dan smsnya. Sayangnya pikiranku masih terlalu cetek untuk menyikapi hal itu.  Tentu saja kedekatanku dengan Dimas yang telah ku anggap “teman” itu membuat Santi cemburu. Ia mengira Dimas selingkuh. Dan aku lah selingkuhannya! Kini antara Aku dan Santi serasa ada pemisah yang membuat kami tak lagi bisa seakrab dulu. Ada rasa canggung saat kami ngobrol,seperti orang yang baru kenal.

Hampir  2 tahun lamanya aku tak pernah bertemu lagi dengan Dimas sejak saat itu. Ia tak pernah lagi menghubungiku,atapun Santi. Dimas seperti menghilang di telan bumi. Akupun perlahan bisa menghapusnya dari ingatan ku dan Santi juga telah kembali seperti sedia kala,meski sekarang ia agak tertutup soal cowok.

Kini hari-hari ku semakin berwarna setelah berhasil lolos seleksi dan masuk di SMK favorit di kota ku. Yah,menjadi anak baru tentunya bukan hal yang gampang. Karna aku termasuk anak yang sulit beradaptasi. Aku terlalu cuek dengan apa yang ada di sekitar ku. Namun kini aku telah memiliki beberapa teman akrab.

Tapi hanya satu yang kurasa telah benar-benar akrab. Namanya Putri. Dia temen sebangku ku. Anak nya cukup asyik, meski terkadang ada saat-saat dimana  aku merasa muak padannya. Ada bberapa sifatnya yang tak ku suka. Dia terlalu pede dan kalo ngomong ato ngpapa’’in asal jeplak aja!uukh..yang paling bikin aku sebel saat bersamanya, ngeliat cowok ganteng dikit aja langsung dah tuh kaya ikan kena pancingan. Klepek-klepek ga jelas! Mending kalo di niatinama satu cowok. Nah ini.. tiap ada cowok selaluu aja tingkahnya gtu. Bikin aku tambah mual. Tapi mo diapain juga dia tetep temen terbaik ku(untuk saat ini).

Entah mimpi apa yang ku dapat semalem, pagi itu aku shock setengah mati denger cerita putri soal cowok barunya. Cowok itu... Dimas!! Dimas yang ku kenal bberpa tahun lalu. Yang telah hilang dari kehidupanku setelah menorehkan luka di hati ku. Aku tak habis pikir! Aku memang telah mengenalkan putri pada temen ku yang posisinya juga sbg temen deketnya Dimas.  Tapi aku ga pernah mikir semua ini bakal salah alamat. 

Justru Dimas lah yang kini berpacaran dengan putri. Oh god!! Semoga waktu sedang bercanda..! aku ga mau kejadian itu terulang kembali. Aku takkan sanggup jika harus mengulangnya. Berpura-pura tegar seperti dulu. Aku muak!! Tapi kenyataanya kini,mereka memang pacaran. Tak ada yang bisa ku lakukan selain merelakan mereka. Sama seperti yang ku lakukan dulu. DEMI SAHABAT,!!  T,T

Sabtu, 09 Juni 2012

First Time


Saat pandangan pertama, tepat pada saat aku merasakan getaran yang kau getarkan tepat pada jantung hatiku. Sinar matamu yang indah kau pancarkan tepat pada bola mataku. Aku Disya, ya namaku. Saat itu,,

Kesiangan, ya kesiangan sudah menjadi rutinitasku datang ke sekolah dan duduk di kelas XIA2 dengan waktu yang relatif siang. Ya, walau ga siang-siang amat sih.

Waktu itu, aku lari-lari setengah mati, keringatku bersatu dengan perasaan yang dag dig dug tak menentu. Satu hal yang membuatku seperti itu, yaitu kesiangan. Di koridor sekolah terdengar hentakan kakiku yang berusaha menghambat waktu. Usahaku sia-sia saat aku tabrakan dengan seorang laki-laki yang entah siapa dan dari mana dia berasal. Tapi yang pasti dia datang dari arah yang berlawanan denganku. Aku tak tau pasti akan hal itu, karena di sepanjang jalan, aku hanya melirik jam di tanganku.

Braaaaaak, suasana tabrakan itu memecahkan suasana koridor Sekolah yang hening.

Aku melirik sinis, buku yang aku peluk berhamburan kemana-mana. “Kalau jalan pake mata dong” hentakku kesal.

“Mata? Gue jalan pake kaki..” ucapnya kesal dan sinis. Aku tatap matanya dalam. Aku kaget karena yang tengah berdiri di hadapanku kini adalah seorang Angga, pemain Basket terpopuler di sekolahku. Sepertinya aku mulai malu dengan sikapku yang terbilang ga sopan. Tapi semua itu rasanya telah terlambat. Ya sudah, aku beranikan saja diriku untuk menentangnya.

“Nyolot lagi” kataku memberanikan diri melontarkan kata-kata itu kepada pemain Basket terpopuler ini. Pasalnya aku juga tambah kesal karena buku ku yang berhamburan, tak ada hasrat sedikitpun darinya untuk menolongku membereskannya. 

“Nyolot? Heh, gue tanya, yang lari-lari ga jelas tuh siapa? Hah?” pertanyaannnya simple tapi mampu membuat nyaliku menciut seketika dan tak berdaya aku malu dibuatnya. Aku sadar dari pertanyaannya itu memojokanku bahwa memang aku yang salah akan hal yang terjadi ini. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi meninggalkannya. Setelah ku lirik jam di tanganku, tak terasa sudah pukul 7.35. Gawaaat, gara-gara cowok ini aku jadi makin kesiangan pikirku. Aku lekas berlari dengan ekspresi wajah tanpa dosa. Terdengar suaranya yang memanggilku engan sebutan kata “GILA”. Tak aku perdulikan suaranya. Aku hanya membalasnya dengan juluran lidahku “Bleee” kataku dan lekas pergi menuju kelas.

***

Entah dari mana rasa itu muncul. Rasa yang aneh terasa di relung jiwaku. Sangat sulit untukku artikan rasa ini. Malam, sangat sulit ku memejamkan mataku, yang ada hanya bayangan-bayangan semu yang hadir dalam pelukan hangat mimpiku. Tak menentu. Aneh, sedang menyatu dalam otak dan pikiranku kini. Senang dan kesal karena seorang Angga. Orang cuek yang mampu mencairkan hati ini dari trauma cowok saat dulu. Beban berat yang ku rasa kini hanya beban pikiranku akan Angga. 


            Terasa banyak teroran yang masuk ke dalam telepon genggamku. Entah siapa, aku tak bisa menebaknya. Hanya ribuan pertanyaan yang membaur dalam memori otakku kini. Siapa dan siapa orang yang setiap detik menggangguku. Kata-kata mutiara dan perhatian yang amat sangat membuat hati dan hidung ini tak karuan. Semakin hari, SMS itu semakin membuatku penasaran. Berkali-kali aku tanya siapa dirinya, dia hanya menjawab “First Time”. Aku sama sekali tidak mengerti dengan jawabannya.

***

Sore ini aku memilih untuk bersantai ria di bawah langit sore. Tepatnya aku duduk di bawah ayunan taman yang berada di kompleks rumahku. Suasananya indah, cukup sepi. Tak seperti biasanya, banyak anak-anak yang bermain-main disitu. Tapi sekarang hanya ada beberapa anak saja. Inilah waktu yang tepat untuk menenangkan pikirnku yang lelah. Ku pejamkan mataku sembari menikmati lagu-lagu klasik yang membuatku terbuai olehnya. Khayalku seolah melayang. Ku mendekap angan-anganku yang kian tumbuh hangat dalam hangatnya cinta. Pejaman mataku membuatku tak sadar akan apa yang terjadi di sekitarku, tawa canda anak-anak di sekitarku ini. Yang ada hanya bayangan cowok pemain Basket populer.

Khayalku seolah membuyar ketika ku dengar dering SMS yang masuk ke dalam handphoneku. Segera ku buka.. seseorang yang selalu menerorku rupanya. 
Tanpa Nama
Lo penasaran gue siapa?

Disya
Y

Tanpa Nama
Temuin gue besok di taman kota jam 16.00.

Aku tak menjawab SMSnya lagi. Bagiku jelas, tanpa basa basi besok aku harus datang ke Taman Kota untuk menjawab semua pertanyaanku. 

***

“Tim Basket SMA kita akan berlaga pada ajang pertandingan Basket SE-JAWA-BALI” itulah kata-kata yang ku dengar dari speaker yang berada di kelasku, istilahnya “Pagging”. Mendengar akan hal itu, aku menghentikan aktifitas tanganku yang sedang menulis.

“Berarti, sekarang dia maen dong, moga kamu menang ya Angga” do’aku dalam hati. Segera aku melanjutkan kegiatan menulisku.

Di lapang, aku melihat rombongan Tim Basket menuju keluar gerbang. Sepertinya mereka bersiap untuk berlaga dalam pertaningan nanti. Pagi sekali aku pikir, saat jam istirahat, 10.15. mataku dan mata Angga bertumpu pada satu titik fokus. Aku mencoba tersenyum ramah, lalu dia? Hanya memalingkan mukanya!

***

Hari ini hatiku sangat senang, tepat pukul 14.00 aku mendapat berita bahwa Sekolahku menang tanding Basket. Hari ini pula aku akan bertemu dengan pengagum rahasiaku tepat pukul 16.00 di Taman Kota.

***

Entah berapa lama aku harus menunggu disini. Semakin detik terasa semakin cepat untukku. Semakin sore tampaknya. Tapi, belum ada tanda-tanda seseorang yang menghampiriku. Handphoneku berdering, dengan seyakin-yakinnya aku angkat teleponnya.

“Hallo” sapaku

“Hallo,” sapanya balik “Maaf, tolong secepatnya anda lekas menuju Rumah Sakit Cempaka, ruang 6 Kacapiring” suara khas ngebass laki-laki di ujung sana. Teleponnya terputus sebelum ku jawab. Aku penasaran dan bingung dengan semua ini. 

Aku segera menuju Rumah Sakit tersebut yang kebetulan jaraknya tak jauh dari tempatku menunggu. Segera ku berlari memasuki Rumah Sakit tersebut setelah aku turun dari taxi yang aku tumpangi. Aku ketuk pintu ruang Kacapiring no 6. Dan apa yang ku lihat? Seorang pasien yang tertutup kain, dan disebelahnya ada seorang laki-laki yang tak aku kenal. Pria berumur 3 tahun lebih tua dariku.

“Anda siapa?” tanyaku

“Saya hanya menolong orang ini. Dan saat saya tanya siapa keluarganya yang harus saya hubungi, dia hanya meminta saya untuk menghubungi seseorang yang bernama “First Time” di kontaknya. Selain itu, dia memintaku untuk memberikan bungkusan ini untuknya. Dan yang aku lihat, dia juga sempat menulis sebuah surat untuknya pula, untuk Disya katanya” jelasnya panjang lebar lalu menyerahkan bingkisan serta surat padaku. Dia pergi meninggalkan ruangan itu. Kini hanya aku dan seorang yang masih terbungkuskan kain di ruangan ini. Aku masih enggan untuk melihat dan membuka kain tersebut. Nyaliku kalah rasanya. Ku buka bingkisan itu dengan perlahan, ku lihat sekotak cokelat ditemani setangkai bunga mawar merah tanpa duri. Sepertinya dia telaten untuk membersihkan mawar itu dari duri-durinya. Lalu ku buka suratnya,,

Dear, Disya..

Disya, sebenarnya tanganku ini tak mampu menahan lagi hasrat untuk memberikan bingkisan ini untukmu. Bibir ini mencair untuk ucapkan sebuah kata cinta untukmu. Tapi, apa mungkin? Apa mungkin ku dapat lakukan itu semua di saat nafas ini terengah? Saat ragaku lemah dan tak mampu bergerak? Saat mulutku membeku seketika. Bagaimanapun caranya, aku ingin kau menerima bingkisan ini walau dari tangan yang berbeda. Sekali lagi maaf telah bersembunyi dari kemelut perasaan yang tertunda. Maaf pula, aku tak dapat menemuimu di tempat yang ku janjikan..
First Time
   Anggaaa
 Angga

Surat itu terjatuh dari tanganku. Seolah mimpi menghampiriku saat ku lihat nama yang tertera di bawah tanda tangan itu, Angga. Bingkisan yang ku genggam pun ikut terjatuh. Ternyata, julukan First Time adalah seseorang yang juga aku sayang.  Fisrt Time karena kami pertama bertemu.

Hatiku yang penasaran mencoba mengembalikan nyali yang koyak dan menciut. Ku coba buka kain yang mentupi seseorang di ranjang itu. Dan apa kini yang tengah ku lihat? Ku lihat dengan jelas paras seorang cowok tepat pada saat bertemu dan bertabrakan di koridor sekolah. Seorang pemain basket terpopuler yang bernomor punggung 5. Angga, ya itu adalah Angga. Tak kuasa ku menahan tangis yang siap membanjiri ruangan ini. Seorang yang terbujur kaku di hadapanku ini adalah orang yang aku dambakan kehadirannya dalam kehidupanku. Seorang Angga, cuek nan romantis.

Air mataku masih enggan untuk terhenti. Seolah mengerti perasaanku kini. Ku lirik meja sebelah ranjang, ku lihat 2 piala yang berdiri tegak bertuliskan:

“JUARA 1 BASKET SE-JAWA-BALI” ku tersenyum melihatnya, lalu lanjut ku baca tulisan yang tertera pada piala satu lagi “PEMAIN BASKET TERBAIK” semakin dalam kini ku rasa. Harusnya saat ini aku dan dia berada di Taman Kota, bukan Rumah Sakit.

Ternyata, Angga mengalami kecelakaan saat menuju tempat yang dia janjikan, Taman Kota. Dia mengemudikan sepeda motornya dengan kecepatan yang luar biasa, hingga raganya kini harus terpisah dengan jiwanya.

Aku beranjak berdiri mengambil surat yang tadi terjatuh. Ku ambil balpoin yang tersedia di meja bersebelahan dengan piala tadi. Ku tulis di belakang lembar itu,, 

 
"YOU'RE MY FIRST LOVE OF 
MY FIRST TIME"