Selasa, 22 Mei 2012

TAMAN


Penulis : Siti Rusminah

Pagi ini aku sedang menyusuri halaman kampus, memandangi bunga-bunga yang bermekaran. Berharap suatu saat nanti hatiku pun akan mekar kembali. Dari kejauhan terlihat seorang wanita sedang menatapku dan bergegas menghampiriku.Sepertinya aku ingat wajah wanita itu, ya dialah Siska pacar sahabat ku Rey.entah ada apa dia datang ke mari.
       “hai..! kamu Iyank kan?” Tanya Siska
       “iya..kamu Siska..?”
       “yupz,, kamu benar. Ternyata kamu masih ingat sama aku. By the way , Aku datang ke sini mau ketemu sama Rey. Sekarang dia kemana? Tumben kalian gak bareng?”
        Mendengar pertanyaan itu hatiku seakan teriris. Siska belum tau sama sekali kabar 2 tahun lalu. Mataku mula perih. Air mata ini ingin sekali aku tumpahkan.
        “mm.. ikut aku, nanti aku certain semuanya sama kamu.” Kataku.Siska hanya mengangguk. Ku ajak Siska ke sebuah taman.
Setibanya di taman…
      “kenapa kamu ajak aku kesini?” Tanya Siska heran.
      “ini tempat kami bermain. Aku dan Rey senaj membuat rumah pohon di taman ini.Di tempat ini Rey mengajari ku banyak hal. Rey membuat ku berani. Jujur aja, aku ini seorang yang penakut, aku takut pada banyak hal. Tapi Rey membantuku untuk mengubah semua itu.
        Tapi sekarang Rey sahabat ku itu tlah tiada dan takkan pernah ada lagi. Entah kapan aku bisa bertemu dengan nya lagi. Mungkin di surga sana aku akan menemukannya..Selalu ku ingat semua perkataannya. Rey menjagaku seperti ayah dan sanagt menyayangiku seperti ibu, aku sangat merindukannya…”
      2 tahun sudah aku tidak bersama Rey. Kecelakaan itu takkan pernah aku lupakan. Kecelakaan naas yang menimpa kami. Saat itu aku dan Rey berada di rumah pamanku. Kami berencana untuk pulang. Tak seperti biasa nya, Rey merasa takut untuk mengendarai sepeda motornya dan aku merasakan hal yang ganjil.Aku terus menerus meminta Rey untuk menemaniku, meski ku tau kebersamaan kami selama seminggu di rumah paman bukan lah waktu yang singkat. Sempat ku urungkan niatku unuk pulang tapi Rey tetap bersikeras untuk pulang.Sampai –sampai aku dan Rey mengalami perdebatan.
         “Rey liat donk. ! hari mulai sore. Dan hujan juga bakal turun,,!”
         “gak apa-apa lah Yank..! hujan kan Cuma air, lagian perjalanan kita Cuma 3 jam, gak lama..!”
         Setelah beradu argument, pada akhirnya tetap aku dan Rey pulang
        Setengah perjalanan hujan mulai turun. Hujan lebat yang di sertai petir ini membuat ku takut.”Dasar cewek penakut.! Sama petir ajah takut.” Kata Rey saat ku bilang aku takut pada petir. “udah petir ini gakkan bunuh kamu.. inget apa kata aku. Kamu harus jadi cewek pemberani.!! “ kata Rey.
         Hujan mulai reda.kami pun melanjutkan perjalanan perjalanan. Rey amat berhati-hati melajukan motornya di jalanan yang basah dan licin yang di sertai tikungan-tikungan tajam. Rasa dingin mulai menyergapku. Karna baju yang basah dan udara malam yang dingin . tubuhku menggigil.
        “Yank, tangan kamu gemetar ! kamu sakit Yank.?”Tanya Rey. Aku hanya diam. Rey pun kembali menghentikan motornya, lalu menatapku “muka kamu pucat banget? Kamu kedinginan ya.? Nih pake jaket aku “ kata Rey, lalu melepaskan jaketnya dan mengenakannya pada ku. “kamu bawa syal kan?”Tanya Rey. Aku mengangguk . Rey membuka ransel ku dan mengambil syal di dalam nya “nh kamu pake.!”
        Aku hanya bisa menatap Rey, sedikit rasa dingin ini hilang. Rey menggosok-gosokan tangannya ke tanganku.”gimana? udah agak mending..” aku mengangguk. “hmm.. kamu ini ,bikin aku khawatir aja..!”
      “makasih ya Rey..!”kataku terbata-bata
      “iya. Udah gak terlalu dingin kan..? sekarang kuat gak buat jalan lagi..?”
      “udah, ayo kita terusin”
       “ok. Nanti di deket pertigaan sana ada rumah makan. Kita berhenti lagi di sana.”
       Sampailah kita di rumah makan itu. Rey memesan 2 porsi makanan dan milk tea hangat kesukaan  ku. Rey tau betul apa yang aku suka dan yang gak aku suka. Malam ini Rey perhatian banget. Di sela –sela obrolan kami, Rey menunjukan sebuah kalung padaku.
        “nih kamu pakai ya.. kalau kamu kangen aku, liat aja kalung ini, tapi kalo gak ya udah gak usah.” Kata Rey sedikit ragu
        “ekh kamu ngaco Rey..!yang ada itu kamu kasih kalung ini ke pacar kamu Rey, bukan ke aku.”
        “buat aku, kamu yang terpenting Yank. Kamu sahabat aku, lagian Siska lagi keluar negri. Ga tau kapan dia balik lagi.”
       Di rumah makan, aku dan Rey bercanda riang. Dia terus –terusan menunjukan sikapnya yang kocak.  Kami menyanyi seakan hanya ada kami berdua disana. Rey pun menyanyikan lagu ‘hilang’ lagu kenangan kita berdua. Kedengarannya si lebay. Tapi itu lagu yang pas , karena waktu it aku dan Rey sma-sama putus cinta
         Makanan habis, tubuh pun segar kembali.kami meneruskan perjalanan yang masih cukup jauh. Di jalan, Rey masih saja menggodaku. Sesekali ia melajukan motorna dengan cepat. Sampai aku ketakutan.
        Tapi semua kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Dari arah berlawanan ada truk yang melaju tak terkendali. Rey mecoba menghindari truk tersebut tapi sayang, motor kami masuk ke dalam jurang. Semua itu terjadi begitu saja. Beruntung aku masih sadarkan diri, aku mendapati Rey yang tak berdaya.  Ku panggil – panggil namanya. Rey tak kunjung bangun.
         Darah pun terlihat keluar dari kepala bagian belakangnya dan barulah aku sadar Rey telah tak  bernyawa. Aku menangis tak henti, “aku kehilangan Rey” gumam ku. Berbeda dengan Rey, aku hanya mengalami patah tulang di bagian kaki dan tangan kiriku.
       Setelah di evakuasi dan jenazah tiba di rumah duka, aku masih saja menangis. Jaket, kalung dan syal yang Rey kenakan padaku terus aku genggam. Hati ini ingin sekali melawan takdir, tapi tak ada yang dapat aku lakukan selain menerima kepergian Rey..
,,,
       Mendengar semua cerita itu, Siska menangis. Bukan hanya Siska, aku pun menagis.
      “rumah pohon ini adalah tempat berkumpulnya semua kenangan aku dan Rey, hmm hanya kenangan yang tersisa disini.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar