Selasa, 08 Mei 2012

Terlukaku Karena Nama Indah itu




Sebuah nama indah yang kukenal, dan pernah menjadi orang yang paling aku sayang. Hidupnya yang terlihat damai, dan tak pernah memunculkan pertanyaan sedih dalam menjalani hari dengan keluarganya. Meskipun dia memiliki salah satu saudara laki-laki pertamanya yang telah meninggal dunia sehari sebelum lebaran. Begitu mengejutkan, tapi dia lebih terpukul ketika dia memiliki seorang adik laki-laki yang meninggal dunia ketika berumur kurang dari 8 hari. Hingga dia menjerit meminta tuk menggalikan kubur adiknya dan menghidupkannya kembali. Bahkan dia terlihat begitu sedih saat dia menceritakan apa yang dia rasakan ketika itu. Tapi dia masih tetap tegar, karena itu adalah keinginan Sang Pencipta.

Dirinya yang kukenal ketika bersamanya adalah seorang manusia apa adanya, penuh kasih, tak pernah menyiksa meskipun menjaili, bukan orang yang pelit dengan segala apa pun yang dia miliki, bahkan dia rela memberika benda yang paling dia sayang kepada orang lain meskipun itu satu-satunya. Dan kekurangannya pun tak pernah membuatku menyesal tuk bisa sedekat itu denganya. Aku tak punya alasan lain, selain ketulusan hati yang kumiliki.

Banyak yang ku tau tentangnya, selain tanggal lahirnya. Dia menyukai warna merah, dia menyukai coca-cola di campur es batu, dia menyukai pop ice coklat, dia menyukai naruto, Sate, potato freeze, tak menyukai pedas, ayam kentucky, milo dingin, kacang koro, mayasi dan banyak lagi. Dia bukanlah orang yang sombong dengan semua yang dia miliki. Orang pertama yang kukenal tak pernah memamerkan dengan apa yang dia miliki.

Ehmmm, mari aku ceritakan sedikit masa laluku waktu bersamanya dulu..hhehe, langsung saja ya.. Ketika aku masih kelas 1 SD, aku sakit parah dan harus di opname selama 2 hari. Dan ternyata aku sebelahan dengannya di puskesmas itu. Rupanya dia pun di opname selama 5 hari, karena dia sering m,akan mie mentah dan milo mentah. Hingga akhirnya ususnya sakit dan dia di inap. Karena ruang inap kami sebelahan, biasanya kami saling kunjung dan cerita bareng, hhehehe. Jadi, meskipun di inap di puskesmas tetap saja seru karena barengan.

Guru di sekolahku sudah tak asing lagi dengan kedekatan kami, bahkan kepala sekolah. Itulah sebabnya kami sering duduk sebangku dan kalau ulangan nggak pernah duduk jauhan. Apalagi kalau kerja kelompok, kami nggak pernah di pisahkan.

Suatu hari aku bertemu dengannya di sekolah, seperti biasa kami bercanda bersama. Waktu itu kami kelas 6 SD belajar pelajaran IPA mengenai “Tata Surya”. Dan kami diwajibkan untuk mengahapalkan nama-nama planet sesuai dengan urutannya. Begitu sulit terlaksana, lalu kami pun bernyanyi untuk sejenak menghilangkan kejenuhan dari tugas ini. Kami bernyanyi bersama lagu Samsons “Kenangan Terindah”.

“Aku yang lemah tanpamu,
aku yang rentan karena cinta yang tlah hilang darimu
yang mampu menyanjungku.
Selama mata terbuka,
sampai jantung tak berdetak,
selama itu pun aku mampu mengenagmu.
Darimu kutemukan hidupku
Bagiku kaulah cinta sejati.
Bila yang tertulis untukku
Adalah yang terbaik untukmu
Kan kujadikan kau kenangan
Yang terindah dalam hidupku
Namun takkan mudah bagiku
Meninggalkan jejak hidupmu
Yang tlah terukir abadi
Sebagai kenangan yang terindah”

Dari lagu itu pula kami mendapat inspirasi untuk menghapalkan nama-nama planet tersebut untuk memudahkan. Sangat asik dan kami menjadi mudah menghapalkannya. Lalu kami bernyanyi bersama penuh senyum, tertawa dan teriak bersama karena mampu menghapalkan itu. Dan lagu itu berubah lirik menjadi.....

“Bila merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, neptunus pluto........”

Hahaha, lucu tapi indah. Belajar sambil bernyanyi, sungguh tak pernah membosankan. Apalagi jika rame-rame bareng mereka. Letih belajar tak kan pernah terasa.

Tak hanya itu saja, suatu hari kami pun seperti biasa bermain bersama disekolah. Jam istirahat kami lalui dengan makan bersama di dalam kelas, dan ngakak bareng yang lain. Setelah lonceng masuk bebunyi, seperti biasa kami pun bebaris. Karena dia yang begitu jail dan aku yang tak bisa diam, sekalipun bebaris kami selalu saja bercanda dan saling menjaili teman. Waktu itu dia mendorongku, aku pun terjatuh. Wajahku memerah seperti kepiting rebus saja. Semua teman-teman memperhatikan kami. Bagaimana tidak??? kami terjatuhnya bersama, karena dia terinjak kakiku. Parahnya lagi dia jatuh diatas badanku. Untungnya dia segara bangun dan berdiri. Meskipun sejenak kami terdiam saling bertatap mata kebingungan. Tawa dari teman-teman membuat kami berdua segera berdiri dan kembali ngakak bareng. Itu waktu kelas 5 SD dulu. Lucu bila teringat, meskipun memalukan.. hhhehehe ^_^

Jika kami belajar bareng dirumahku, dia selalu menungguku hingga pulang aku ngaji dari masjid. Karena dia biasanya datang sekitar jam 4, sedangkan aku pulang ngaji jam 5. Bahkan dia rela datang kemasjid tempatku mengaji naik sepeda untuk menungguku dan menjemputku. Tak jarang dia pun ikut belajar ngaji bersama. Jika sudah saatnya pulang, dia pun menggoncengku naik sepeda untuk pulang kerumah lalu belajar bersama. Bahkan terkadang ketika pulang ngaji, biasanya kami pun membeli es merah dan meminumnya bersama.sambil naik sepeda goncengan, kami biasanya nyanyi bareng n ngakak di jalanan. Hahaha begitu indah kurasa memiliki sahabat seperti dirinya.

Apalagi ketika bulan puasa, sangat banyak waktu kami habiskan untuk bersama. Entah itu untuk menyelesaikan tugas menumpuk dari guru, makan bareng, ngobrol, dengar musik, main sepeda, jalan-jalan, main kelereng, main layang-layang dan sebagainya. Saatnya terawih, kami selalu terawih di masjid Istiqomah. Setelah dia pulang 8 rakaat kerumahnya, dia kembali menungguku selesai terawih hingga 23 rakaat+witir. Saatnya selesai terawih, kami berdua pulang bareng kerumahku untuk belajar. Hhehe, biasanya kalau sudah pulang terawih adikku dan orang tuaku kerumah nenekku. Aku di tinggal di rumah berdua bersamanya. Meskipun aku perempuan dia laki-laki, kami tak pernah diragukan untuk tinggal berdua dalam rumah sekalipun pintu dikuncikan. Dan dia akan menemaniku sampai orang tuaku datang, walaupun waktu menunjukkan sudah larut malam dan mulut pun mulai menguap + mata yang semakin berair. Tapi dia masih tetap bisa tersenyum tuk menemaniku.

Orang tuanya tak pernah mengkhawatirkannya jika dia berada dirumahku. Mungkin itu karena kepercayaan yang sudah ada. Palingan orang tuanya hanya tersenyum manis dan membelai rambut kami. Malah orang tuanya menyuruh kami untuk belajar di rumahku saja. Hhhehe, baik banget kan orang tuanya?. Orang tuanya pun akan memarahinya jika dia melihat anaknya menjailiku. Teman-temannya pun sudah mengerti akan kedekatan kami. Bahkan aku juga akrab dengan temannya itu. Semua masih pada lucu dan lugu banget.

Aku selalu mengajarinya dengan ketulusan hati tanpa 1 pun harapan. Karena aku sangat menyayanginya. Sering dia memberiku benda-benda favoritnya. Dan jika dia tau benda yang ku inginkan beluk kumiliki, terkadang dia yang membelikan aku sembunyi-sembunyi. Hhhehe, baik sih.. Tapi, aku kan jadi merasa nggak enak kalau sering begitu.

Meskipun kami sangat dekat, tapi kami pun serin kelahi. Entahlah karena apa. Tapi, dia akan bingung sendiri kalau aku sudah sedih begitu. Hhehe, dia jadi merasa serba salah. Karena dia sadar, dialah yang membuatku merasa kesal karena kelakuannya. Hhhhehe, tapi paling bentar juga kami baikan. Tak sekali pun kami kelahi hingga 1 hari. Dan jika kami ngomong tentang cita-cita, dia selalu bilang kalau dia tak memiliki satu pun cita-cita. Jika di tanya dia akan bilang kalau dia mau jadi tukang tambak seperti bisnis orang tuanya. Dia bilang nggak perlu belajar lagi, nggak kuliah lama dan pegang duit banyak kalau berhasil ketika panennya, mantaaaap kan cita-citanya..yang penting HALAL.

Tak terasa jadwal ujian semakin dekat. Itu artinya, belum tentu kami akan tetap seperti ini. Karena ada teman kami juga yang tak lagi berada di bunyu alias ke luar daerah. Dan itu sama dengan perpisahan, karena belum tentu juga kami akan bertemu kembali dan bisa ngumpul bareng kayak gini. Sebenarnya kami masih ingin bersama, tapi waktu tak lagi memungkinkan. Dan memaksa kami untuk tetap bisa tetap menerima semua itu. Jika waktu masih dapat ditunda, kan ku tunda demi bersama mereka. Tapi semuanya tetap saja tak bisa terelakkan lagi.

Untuk menghadapi ujian, sekolahku melaksanakan les mata pelajaran yang akan di ujikan. Paling seru kalau waktu makan sudah tiba, kelas menjadi haru makanan dan menjadi heboh penuh tawa yang seru. Biasanya aku, dia dan 2 sahabatku makan bareng dan duduk berhadap-hadapan. Tapi biasanya 2 sahabatku itu pulang makan dirumahnya masing-masing. Karena rumah mereka tak jauh dari sekolahan. Jadi aku dan dia makannya berdua ditambah dengan teman-teman yang ada di sekolah. Seperti biasa dia membawa ayam kentucky, potato freeze, snack dan minumnya coca cola + es batu di gelas tinggi. Hhehehe, kalau aku makannya ganti-ganti sih. Yang pasti aku nggak bawa nasi goreng, ikan, nasi kuning dan makanan yang repot makannya.

Begitu juga kalau ada acara makan-makan, seperti Isra Mi’raj, Maulid kami di suruh bawa makanan dari rumah. Biasanya hanya aku dan dia yang nggak bawa nasi. Biasanya aku dan dia bawa snack dan minuman bekarbonat atau milo dingin..uuuuuhhh mantap deh!?kami punya selera makan sama, jadi guru udah nggak heran kalau kami nggak bawa nasi seperti teman-teman yang lain. Serulah pokoknya, makan sambil seru-seruan bareng.

Saatnya ujian tiba. Banyak materi yang harus kami pelajari, dan kami semakin sering belajar bareng hingg tak kenal waktu karena takut tidak lulus. Sampailah pada waktu pengumuman hasil, kami lulus. Segera mengucap ‘Alhamdulillah’ ya Allah. Dia pun berlari mencariku, berteriak dan menggenggam tanganku menangis bersama bercampur tawa bahagia bareng 2 sahabtku lagi. Hati menjadi tenang karena kami lulus.

Saatnya perpisahan, sekolah mengadakan acara dan mengundang orang tua serta guru-guru lain. Setelah acara nangis-nangis, salam-salaman, makan-makan, nyanyi bareng, kami murid yang baru lulus happy bareng sambil nyanyi dan makan. Bahkan kami sampi loncat-loncat girang bersama.

Ketika acara selesai, saatnya pulang. Aku bingung pulang sama siapa, dan aku menunggu di bawah pohon ketapang. Berharap akan ada jemputan datang. Dia pun duduk disebelahku, dan berkata terima kasih. Lalu dia bertanya aku pulang sama siapa, aku menjawab aku bingung. Dia menawarkan untuk pulang barenga entahlah naik apa. Seaat setelah itu, seseorang menjemputnya menaiki motor soghun hijau. Aku tak punya pilihan, kami pulang bareng gonceng 3. Hhhehe, senangnya bisa pilang bareng. Malu sih, tapi daripada nggak pulang?hayoo, parah lagi kan?;p

Akhirnya kami tak memakai seragam merah-putih lagi, hhhee. Saatnya memakai seragam putih-biru. Ketika pendaftaran, kami diwajibkan untuk mengikuti tes pembagian kelas. Aku dan dia belajar bersama, berharap kami nanti kan berada satu kelas. Tapi Allah tak mengijinkan, aku di terima tapi dia tidak. Entahlah apa yang terjadi. Dia sedih banget, sukurlah dia tajir. Jadi dia aman dan di terima. Tapi, aku di kelas 7-1 dan dia di kelas 7-3. Dia sedih tak 1 kelas denganku, begitu pula aku. Aku harus beradaptasi tanpanya di dalam kelasku dengan suasana baru. Tapi semakin lama dia pun mampu untuk menghadapi suasana baru itu. Bahkan dia mendapat banyak teman hingga kerabat dan sahabat. Beberapa dari teman barunya itu adalah teman SD kami juga dan teman TK ku dulu.

Ketika ada tugas, PR maupun ulangan. Kami tetap saja belajar bareng. Dan kami masih sering pulang sekolah bareng teman-teman yang lain juga. Bahkan dia sering singgah dirumahku karena letih dan minum air sambil menunggu jemputannya datang. Hhehe, ap lagi kalau pas panas. Kalau hujan sih enak-enak aja. Maen hujan bareng di jalan.

Kami naik ke kelas 8, tapi lagi-lagi Allah tak izinkan kami berada dalam 1 kelas. Aku kelas 8-1 tapi dia 8-2, meskipun kelas kami sebelahan. Aku pun mendapat teman yang banyak dan beberapa sahabat lagi. Seperti dirinya, dia sekelas dengan teman-teman barunya yang semakin akrab itu. Dan aku mulai sadar, dia berubah dan kami mulai jarang bersama. Termasuk belajar bareng seperti dulu. Justru dia semakin akrab dan dekat bersama temann-temannya itu.

Suatu hari di pagi yang mendung, aku datang kesekolah SMPku yang masih sunyi dan hanya terdapat beberapa murid saja. Aku memang biasa datang pagi seperti ini, terasa begitu tenang dan berteman embun pagi. Saat itu dia datang kekelasku, lalu duduk di sebelahku dan merebahkan kepalanya diatas meja sebelahku. Saat itu kelasku tak ada satu pun siswa yang datang. Kami pun bercerita, dia bilang kami tak mungkin 1 kelas karena perbedaan kemampuan otak. Dia berpesan padaku untuk belajar dengan rajin. Masih ku ingat saat dia mengucapkan kalimat-kalimat lembut yang menjadi semangat untukku.

Saat seleksi OSN di sekolahku tiba, malamnya sebelum besiknya aku tes dia datang. Dia bilang dia ingin belajar dan mengerjakan PR. Setumpuk buku yang berkaitan dengan biologi sebagai bahan tes besok terlihat olehnya di atas meja yang ada di depannya. Dia heran melihatnya dan bertanya padaku untuk apa semua buku-buku nitu, setelah aku jelasin, dia pun memberikanku dukungan agar bisa lolos dan ikut ketingkat kabupaten. Dia bilang semoga aku bisa ke Tanjung untuk mengikuti OSN tersebut, karena meskipun dia sudah pernah ke Jawa, Yogya, Sumatera tapi saat itu dia belum pernah ke Tanjung. Intinya dia menyemangati dan sangat mendukungku dalam hal ini. Meskipun pada akhirnya aku tak lolos, dia memberikanku senyum untuk tetap menyemangatiku.

Semakin lama, dia tak pernah lagi kerumahku. Ketika aku bertemunya di sekolah aku katakan padanya dia sombong. Beberapa hari kemudian ketika dia sudah bisa mengendarai motor dia masih sering menegurku. Tapi tak lama setelah itu, dia kembali tak pernah menegurku dan tak lagi menginjakkan kakinya di rumahku. Aku heran, apa yang terjadi padanya???mengapa dia begini?ataukah aku yang berubah?

Tanggal 22 Februari 2008 tiba, itu adalah peringatan hari ulang tahunnya. Sudah menjadi dalam persahabatan kami memberikan kado jika salah satu di antara kami ada yang ultah. Termasuk aku, dia dan 2 sahabatku lagi. Ketika itu aku dan 2 sahabatku itu ingin memberikan kado padanya. Tapi kami terheran-heran, dia menolaknya meskipun akhirnya dia terima dengan terpaksa. Ini pertama kalinya dia menolak hadiah dari kami dan merasa malu. Malah dia happy bareng teman-teman barunya itu.

Padahal dia pernah bilang padaku untuk menjauhi orang itu, tapi justru dia pula yang dekat dengannya. Haha, dia termakan dengan omongannya sendiri. Entahlah apa yang terjadi dengan dirinya sekarang. Dan dia pun tak pernah lagi menegurku di sekolah meskipun berada di sampingku. 24 Mei 2008 tiba, itu adalah hari ulang tahunku. Aku membuat acara makan-makan di rumahku bersama sahabtku dan teman-temanku. Termasuk dirinya aku undang. Dia memang tak pernah tau kapan ultahku dan dia sangat jarang mengucapkan selamat. Tapi aku akan sangat senang jika ketika itu dia hadir. Malah sore hari ketika acara itu, dia lewat depan rumahku bersama temannya. Kayak nggak kenal aku pula tuh..ckkk kesel deh pokoknya..

Tiga hari setelah acara ultahku, malam hari dia datang kerumahku. Seperti biasa dia belajar, dan ngobrol bareng. Aku bilang padanya, aku kecewa dia nggak datang padahal aku mengharapkannya. Dan dia bilang dia malu entah mengapa. Ehmmm, mungkin dia pikir ini tak penting juga untuknya, nggak ada artinya. Dia minta maaf, aku hanya tersenyum karena semua sudah berlalu. Dua hari kemudian dia datang untuk kembali belajar, dia seperti biasa membawa tas. Tapi kali ini di tambah dengan bag plastik yang besar berisi kotak berlapiskan kertas hijau indah mengkilat.

Dia memberikan kotak hijau itu untukku, ternyata dia masih mengucapkan selamat untukku, minta maaf karena saat itu dia tidak hadir ketika acara. Aku tersenyum dan berterima kasih. Separuh malam itu aku habiskan dengan mengerjakan tugas bareng dan ngbrol dengannya. Ketika dia pulang, aku berlari ke dapur sambil tersenyum. Karena ini adalah kado pertama berupa benda darinya. Orang tuaku yang membukanya dan tersenyum mlihat isinya. Sebuh baju kaos pink, celana setengah tiang bewarna hijau tua dan sebuah tas sekolah warna hitam. Aku tau ini dari orang tuanya, tapi tetap saja aku tersenyum. Bukan karena isi hadiah itu, tapi karena pedulinya. Aku simpan dengan baik semua benda-benda itu. Hhehe, senangnya...^_^

Tapi tetap saja aku sedih juga pada akhirnya, karena dia tak lagi menegurku maupun menyapaku. Tak lagi pernah datang kerumahku dan mencariku. Tak lagi pernah menelponku dan menghubungiku. Bahkan suatu hari ketika aku mengaji aku bertemu dia pulang dari belajar di rumah temanku sendiri, teman TK ku. Aku kecewa, ternyata dia tak lagi seperti dulu. Dan aku banyak melakukan hal-hal konyol karenanya termasuk datang pagi ke kelasnya. Lalu aku membuat selembar surat kaleng. Aku mengatakan dia jahat!!!. 3 bulan berturut-turut aku berbuat konyol sperti itu. Hahahahaha, bodoh bangetkan??..Dan masih banyak lagi hal konyol dan sangat bodoh lainnya yang aku kerjakan karenanya selain membuat surat kaleng gitu deh.

Seperti memperhatikannya sekejap melalui celah kecil di pintu sambungan antara kelasku dan kelasnya. Itu biasa aku lakukan ketika guru tidak masuk dikelasku. Terkadang aku melihatnya sambil tersenyum sendiri bahkan ngomel-ngomel nggak jelas sendiri. Hhhehe, untunglah teman-teman sekelasku tak ada yang curiga, kalau nggak?mati aku!?!@#$%^&&**(/”-_,. Konyol banget kan aku...??? Aduuuh...^^

Naik kelas 9, lagi, lagi dan lagi kami tak sekelas. Dia benar-benar tak pernah datang kerumahku sekali pun. Hingga akhirnya ujian berhasil kami lalui, aku lulus sedangkan dia harus mengikuti ujian ulang. Sebenarnya aku sangat sedih melihatnya begitu. Aku tak peduli dia akan berfikir apa pun. Hingga akhrnya dia tetap lulus. Aku bertanya kepadanya, dia peringkat berapa?.. Dia menjawabnya dan menanyakan hal yang sama. Dia bilang aku hebat, ternyata itu adalah terakhir kalinya percakapan kami dengan baik dan dia bicara dengan lembut padaku. Karena kami pun semakin jauh alias kami udah nggak sedekat dulu lagi.

Aku semakin sadar karena kami nggak lagi sedekat dulu, keadaan pun berubah. Orang yang dia benci malah dekat dengannya. Orang yang dia bilang parah justru akrab dengannya sperti saudara. Ckkkk, aku merasa seperti kehilangannya. Aku takut dia terus-terusan kayak gini dan bakal lupain aku yang hanya sahabat lama untuknya. Sejenak aku termenung dan menangis karenannya. Tapi tak satu pun kepeduliannya dan rasa kehilangan ada padanya. Aku mulai merindukannya yang dulu, merindukan kalimatnya dan merindukan dirinya yang seperti dulu. Tapi sudahlah, mungkin dia lagi ingin sendiri. Aku coba tuk mengertinya.

Di rumahku, aku merebahkan tubuhku dengan sejuta pertanyaan tentangnya. Memikirkan perubahannya yang buatku semakin khawatir. Kucoba tuk menyusuri mencari jawaban itu. Tapi tak satu pun ku temukan. Terlalu ku memikirkannya, hinggaku tak peduli yang di sekitarku. Ya Allah... apa yang terjadi padanya? Mengapa seperti ini?..berikan aku jawaban atas semua ini....

Pendaftaran SMA di mulai, kesibukan siswa calon SMA pada sibuk mempersiapkan diri. Kami harus melewati MOS, wawancara, ini, itu, dan blablablablabla....pengumuman penerimaan tiba, kami di terima. Untuk ke sekian kalinya aku nggak 1 kelas lagi. Aku di X-A dan dia di X-D. Mau gimana lagi, itu sudah menjadi keputusan sekolah SMA. Di SMA aku mengikuti ekskul Marchink Band dan banyak kegiatan lainnya, sudah nggak asing lagi kalau dia tuh nggak ngikutin satu pun kegiatan sekolah selain yang diwajibkan. Itulah dia dan dirinya...

Karena aku pun semakin dewasa, aku mulai mikir semuanya termasuk sahabat. Aku sadar aku tak lagi dekat dengannya, aku tau aku nggak ada lagi artinya untuk dia, dan aku tak bisa seperti yang lainnya. Dia benar-benar hilang begitu saja. Hingga pada suatu malam, aku merangkai puisi kecil untuknya.

Waktu semakin berlalu
Tlah banyak cerita kita ukir di dunia
Bersamamu dan keindahan semesta
Tapi kau larut kedalam waktu
Yang tak dapat di hentikan
Dan aku semakin sadar kau tak seperti dulu lagi
Bukan sekedar ilusi perasaan
Tapi inilah kenyataan sesungguhnya
Jika memang tiada lagi gunanya aku
Maka jangan kau lukaiku sperti ini
Kehilangan seorang yang disayang bukan hal mudah
Sadarilah, aku masih butuh kamu
Ingin kuulang kembali memori indah itu
Bersamamu dan bersama waktu
Kumpulkan kembali serpihan masa lalu itu
Dan coba tuk merekatkannya kembali

Tak kurasa air mata kembali jatuh kesekian kalinya karena mengingat kenangan waktu bersamanya dulu. Aku tak pernah menangis karenanya di depan sahabatku yang lain. Bahkan sudah SMA baru mereka tau aku memiliki luka dalam seperti ini. Karena aku tak ingin mereka memikirkan ini, mau tak mau harus kusampaikan juga. Meskipun sulit di percaya dan tak mungkinh. Karena aku tak ingin ini kembali kan terulang, karena sahabat berperan penting dalam hidupku.

Sekarang pun aku masih memaksakan diriku untuk mampu melihatnya langsung seperti itu. Walaupun aku tak pernah sanggup untuk melihatnya dan membuat tubuhku lemah karenanya. Aihhh, entahlah.. kacauuuu.. aku pun bingung!?.. Ku putar lagu Ungu ‘Untukmu Selamanya’ karena teringat akan dirinya dan kurenungkan dalam hati..

Tak pernah aku mengerti
Apa yang kini kurasakan
Kegelisahan hatiku saat ini
Ku masih merindukanmu
Walaupun kini ku tlah bersamanya
Tak pernah mampu kucoba lupakanmu
Sungguh tak bisa ku mnegganti dirimu dengan dirinya
Sungguh tak sanggup aku berpaling darimu
Sungguh tak bisa kumencintainya tuk melupakanmu
Sungguh tak sanggup aku berpindah dari hatimu.....

Hingga saat ini, aku masih berdoa semoga dia dikembalikan padaku oleh Tuhan. Meskipun aku sudah mencoba untuk melupakannya, menjauhinya, membencinya. Hatiku tetap saja tak sanggup, meskipun tak ku tunjukkan ke yang lainnya. Aku memang manusia biasa, tak sesempurna teman-teman yang lain meskipun setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Tapi ya udah lah, mau diapain lagi coba...

Dan sebelum tidur hatiku pun bertanya-tanya dan berdoa pada Allah,
...Ya Allah, mengapa dia tak seperti dulu lagi? Aku kah yang berubah? Tak satu pun alasan terucap darinya mengapa kami tak seperti dulu lagi? Mengapa dia tak pernah mencariku? Atau aku tak ada lagi artinya? Mengapa dia semakin hancur bersama orang-orang yang tak ku sukai itu? Apa maksud-Mu mengujiku seperti ini?

Ya Allah, sakit rasanya kehilangan orang yang ku sayang sepertinya. Tunjukkan aku napa alasannya dia seperti itu? Ataukah karena dia sudah memiliki sahabat baru yang jauh lebih baik? Atau dia bahagia tanpaku lagi? Aku tak pernah sanggup seperti ini. Meskipun kuberusaha jalani dengan senyum. Berikan keselamatan padanya Ya Allah, jangan Engkau sesatkan dia, jangan Kau lukai dia, jangan Kau persulit hidupnya. Tapi bahagiakanlah dia meskipun tanpaku Ya Allah. Jaga dia baik-baik dan kirimkan malaikat indahmu untuk menjaganya sampai nanti. Amin...

Karena itu aku jadi trauma dan takut milih sahabat, karena aku takut ini kan terulang. Aku taku kesakitan ini kembali terjadi. Dan aku pun takut sahabat dan teman yang kusayang dan kumiliki saat ini, bebuat sama sepertinya dsan mengulang kesalahan yang sama. Cukup sakit, dan kau tak kan pernah tau bagaimana rasanya jika kamu tak mengalaminya sendiri. Tapi aku harap, kesakitajn ini tak terjadi pada siapa pun selain aku. Cukuplah aku yang merasakan sakit itu. Dan kan kucoba tuk melupakannya, menjauhinya sperti yang dia lakukan meskipun butuh waktu yang tak singkat pula. Tak pernah kusesali dan kucoba tuk berhenti menyayanginya hingga mencoba berbalik menjadi benci. Maka jangan salahkan aku lagi.

Kenangan indah itu yang mampu buatku tersenyum sekaligus sedih jika mengingatnya. Bukan karena kenangan itu terlalu indah, tapi karena aku tau bahwa kenangan indah itu takkan pernah terulang kembali. Dirinya yang dulu hadir dalam hidupku, buatku jalani hari penuh warna. Tapi kini aku harus sadar, bahwa dia tak lagi disisiku. Karena dia telah memiliki yang lain, yang kan jauh membuatnya lebih bahagia. Tapi satu hal yang tertanam dalam hatiku, aku masih sayang padanya dan masih merindukannya yang dulu. Kembali kutuliskan puisi untuknya. Meskipun sudah banyak puisi lainnya di buku biru ku itu..

Bintang malam, katakan padanya aku butuh dia
Embun pagi, sampaikan padanya aku merindukannya yg dulu
Ingin kurangkul kembali kisah indah itu
Taukah kau?aku masih sayang..
Meskipun aku belajar tuk membencimu
Dan berhenti tu menyayangimu
Masihkah kau ukir namaku dalam hidupmu?
Atau kau tlah hapus aku dalam hidupmu?
Kucoba belajar tuk sendiri tanpamu lagi
Meskipun aku merasa sepi tanpamu
Pergilah jika itu yang kan bahagiakanmu
Tapi jangan kembali jika hanya untuk mrngulang dusta

Ketika aku terlarut dalam lamunanku tentangnya, maka yang ada difikirku adalah semua masa lalu saat bersamanya dulu. Kami selalu tertawa bersama disekolah. Bercanda jika merasa bosan, beryanyi bersama saat jenuh, mengerjakan tugas bersama, makan di kantin sekolah bersama dan banyak lagi hal yang kami mlakukan bersama di sekolah kesayanganku itu. Dirinya yang begitu jail tak pernah membuatku tuk menjauh darinya. Mungkin itu karena rasa sayang yang telah tumbuh dalam hati kami masing-masing. Hahaha, sudahlah itu hanya masa lalu yang terlalu indah..biarlah kudengarkan lagu Peterpan ‘Tentang Kita’ seperti kisahku ini...

Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Seakan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi dihati
Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka
Saat kita tertawa
Teringat disaat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita....

Kenangan indah itu yang mampu buatku tersenyum sekaligus sedih jika mengingatnya. Bukan karena kenangan itu terlalu indah, tapi karena aku tau bahwa kenangan indah itu takkan pernah terulang kembali. Dirinya yang dulu hadir dalam hidupku, buatku jalani hari penuh warna. Tapi kini aku harus sadar, bahwa dia tak lagi disisiku. Karena dia telah memiliki yang lain, yang kan jauh membuatnya lebih bahagia. Karena kisah ini aku dapat banyak pelajaran berarti, dan karena ini pula aku menjadi dewasa. Uh, meskipun harus sakit hati dan kecewa kayak gini sih..

Tapi hingga saat ini, hatiku tak mampu menghapus bayang-bayangnya. Keindahan masa lalu saat bersamanya selalu teringat dalam benakku. Segala yang telah kami lakukan bersama, buatku merasa semakin rapuh. Aku berupaya melupakannya, tapi hasilnya??nihil...!?:( aku masih tak bisa melupakannya. Bahkan hinggaku menemukan orang yang kusayangi, aku masih tak mampu. Hingga ini masih menjadi lukaku yang belum pernah terobati. Kuhempaskan semua masa lalu dan tetap kan kucoba tuk menghapus semua tentangnya..

Setelah semua itu tinggal kenangan, hatiku hancur meskipun dia tak lebih dari seorang sahabatku. Setelah dia tak lagi di sampingku, tiada lagi yang menjailiku sepertinya, tiada lagi yang bisa buatku ngakak meskipun aku sebenarnya sedang sedih, tiada lagi semangat darinya, tiada lagi yang mengajakku jalan subuh naik sepeda, tiada lagi temanku belajar setiap kali, tiada lagi kesetiaan seperti dulu, dan semua itu tlah lenyap. Aku benar-benar merasakan kehilangan orang yang kusayang, huhuhuuu. Dia lenyap tak berjejak bin hilang begitu saja.

Hingga detik ini, hadiah ultahku darinya masih kusimpan dan baju yang warna pink itu belum pernah ku pakai. Meskipun tasnya sudah mulai buruk sih..hhehe saking sayangnya tuh..terus kalau celananya sih masih bagus-bagus aja. Kalau ingat itu, senengnya dapat hadiah dari dia..

Ini adalah satu dari banyak kisah yang membuat kita mengerti akan hidup ini. Ini adalah pelajaran dalam kehidupan. Memang menyakitkan, tapi inilah hidup. Kita hanya bisa jalani saja semampu kita. Memang tak ada yang abadi. Meskipun aku juga bingung harus gimana, hhehe...dan aku pun tak tau bagaimana nanti penghujung kisahku ini. Entah tetap begini atau apa....hhhehe ^-^

Sebenarnya masih banyak sih kisah masa laluku bareng dia. Tapi terlalu panjang dan mungkin tak kan ada habisnya jikaku mengulasnya. Jadi sampai disini saja deh..hhehe..intinya aku masih saaaayaaang banget sama dia..meskipun untuk bisa kayak dulu lagi itu tak pernah mungkin terjadi. Hanya Allah lah yang tau dan mengerti..ku serahkan pada-Mu ya Allah... 
*****


Read more: http://cerpen.gen22.net/2011/12/terlukaku-karena-nama-indah-itu.html#ixzz1uC12JFlI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar